KedaiPena.Com – Direktur Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa memberikan analisis, terkait gugatan kubu KSP Moeldoko kepada Menkumham Yasonna Laoly dan mengajukan pengesahan kepengurusan hasil Kongres Luar Biasa (KLB) ke PTUN Jakarta.
Menuru analisisnya tersebut, alasan kubu Moeldoko kembali melakukan gugatan ke PTUN lantaran saat ini AHY dan Demokrat merupakan oase di tengah kondisi politik tanah air.
“Setidaknya saya berikan catatan bahwa saat ini AHY dan Demokrat merupakan oase ditengah-tengah kondisi politik tanah air yang sedang tidak sehat,” ucap Direktur Eksekutif CISA dalam keterangan persnya, Sabtu, (26/6/2021).
Ia juga menjelaskan, kubu Moeldoko sepertinya telah memproyeksikan bahwa AHY dan Demokrat adalah simbol kerakyatan yang secara konsisten menjadi mitra kritis-konstruktif kekuasaan.
“Melekatnya statusnya Moeldoko sebagai representasi rezim kekuasaan hari ini tidak mungkin dipungkiri begitu saja oleh karenanya kubu Moeldoko menganggap AHY dan Demokrat ini simbol kerakyatan yang sampai saat ini konsisten bersuara kritis dan juga konstruktif terhadap kebijakan Jokowi,” ungkap Herry.
Sehingga kondisi ini, menurutnya membuat lawan politik menjadikan AHY dan Demokrat sebagai primadona sekaligus kompetitor yang unggul.
“Saya yakin AHY dan Demokrat ini sekarang lagi menjadi primadona. Terlebih tren positif yang dibangun di mata publik. Hal ini pun menjadikan AHY dan Demokrat sebagai kompetitor yang unggul berada diluar pemerintah,” tutur Herry.
Ia pun menambahkan, dengan adanya konflik berkepanjangan yang diciptakan kubu Moeldoko di internal Demokrat pimpinan AHY hanya akan merusak konsentrasi parpol tersebut.
“Bagi kubu Moeldoko, konflik internal yang berkepanjangan sengaja diciptakan guna merusak konsentrasi Partai Demokrat,” sebutnya.
Selain itu, kata dia, konfrontasi Kubu Moeldoko terhadap AHY dan Demokrat adalah manifestasi ketakutan politik.
“Asumsi saya, ini merupakan bentuk ketakutan dan kekhawatiran rezim maka dibuatlah langkah taktis dengan cara membendung AHY dan Demokrat yang sudah dapat dipastikan memimpin perubahan politik di tahun 2024,” pungkas Herry Mendrofa.
Laporan: Muhammad Lutfi