KedaiPena.Com- Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia’s Democratic Policy, Satyo Purwanto menilai, target kemenangan satu putaran pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024 akan sulit terealisasi.
Pasalnya, kata Satyo begitu ia disapa,kegagalan pasangan Prabowo-Gibran menang satu putaran lantaran kuatnya arus sentimen negatif akibat politik cawe-cawe dan dinasti keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Secara normatif Prabowo-Gibran akan gagal menarget menang satu putaran akibat adanya arus kuat sentimen negatif akibat politik cawe-cawe dan politik dinasti keluarga Jokowi,” kata Satyo, Kamis,(8/2/2024).
Satyo memandang, pengaruh politik Presiden Jokowi juga akan luntur apabila Prabowo-Gibran gagal menang satu putaran. Nasib Jokowi, kata Satyo, setelah pencoblosan 14 Februari 2024 ialah ditinggalkan satu- persatu individu hingga partai politik.
“Lalu bagaimana mana pengaruh politik Jokowi setelah Prabowo gagal menang satu putaran?,bagi publik sejak saat itu Jokowi adalah tidak lebih sebagai pemangku pejabat Presiden yang sudah mulai rontok daya sihirnya,” tambah Satyo.
“Satu persatu individu dan bahkan partai politik akan meninggalkan. Tidak perlu menunggu hingga Oktober untuk mempertegas mereka bukan bagian dari Jokowi yang sudah menjadi bagian dari masa lalu,” papar Satyo.
Setyo mengkui, secara teori Prabowo sudah kalah terhitung sejak Mahkamah Konstitusi (MK) dan KPU dinyatakan melanggar etik dalam skala berat oleh MKMK dan DKPP. Meskipun, kata dia, produk aturannya secara naif tidak memiliki keterkaitan langsung dengan situasi saat ini.
“Namun masyarakat semakin mengkristal dan terbuka menolak politik cawe-cawe dan dinasti keluarga Jokowi,” ungkap Satyo.
Laporan: Muhammad Lutfi