KedaiPena.Com – Dirjen KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Wiratno menekankan pentingnya menjaga keberadaan satwa liar yang dilindungi.
Menurutnya salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan pencegahan yang jauh lebih bermanfaat dibandingkan menyelesaikan kasus.
“Ibaratnya, saya inginnya seperti mengelola kebakaran hutan. Saya memilih mengambil langkah mencegah kebakaran terjadi dibandingkan harus memadamkan kebakaran. Dan itu harus dilakukan oleh semua pihak secara aktif. Bukan hanya pemerintah,” kata Wiratno saat dihubungi, Rabu (18/5/2021).
Ia menegaskan bahwa tidak ada langkah mujarab dalam melindungi satwa dan tumbuhan serta melakukan konservasi.
Ia menambahkan, yang ada hanya langkah-langkah tetap dalam pembelajaran dan selalu bersinergi dari semua pihak dalam upaya menjaga lingkungan dan sumber daya.
“Menjaga biodiversitas ini merupakan langkah untuk menjaga Bumi secara keseluruhan. Dan merupakan satu-satunya langkah untuk keluar dari krisis yang saat ini dihadapi oleh Bumi,” tuturnya.
Nilai-nilai biodiversitas yang harus dijaga tersebut meliputi nilai genetik, nilai intrinsik, nilai sosial, budaya dan keagamaan, nilai ekonomi, nilai estetika dan rekreasi serta nilai pendidikan dan keilmuan.
“Artinya bukan hanya pemerintah tapi juga keterlibatan partisipasi aktif dari masyarakat dan organisasi atau lembaga swasta,” ucapnya.
Sejauh ini, Wiratno mengungkapkan pemerintah sudah menegakan beberapa langkah dalam upaya menjaga biodiversitas ini.
“Pemerintah sudah melakukan patroli dan pengamanan, mitigasi konflik, monitoring peningkatan populasi swasta, penyelamatan swasta, pelepasliaran satwa dan repatriasi satwa,” urai Wiratno.
Dari masyarakat, lanjut Wiratno, diharapkan agar tidak menangkap maupun memperdagangkan satwa liar ini.
Tidak hanya itu, kata dia, keterlibatan pihak swasta untuk membersihkan jaring atau perangkap yang disebar oleh oknum di hutan maupun taman nasional tempat habitat para satwa liar.
“Contohnya TIKI atau JNE, berdasarkan beberapa kasus, dijadikan sarana pengangkutan satwa liar. Syukurnya, para petugas dari dua perusahaan tersebut mau peduli dan berhasil mengungkap beberapa pengiriman satwa liar,” ujarnya.
Hal yang sama juga diharapkan dari PT Pelni Indonesia, yang seringkali juga menjadi alur transportasi penyelundupan satwa liar terutama di wilayah timur Indonesia.
“Pelni saat ini sudah mulai membuka diri dan mengizinkan staf kita untuk masuk ke dalam dan melakukan pengecekan,” ungkapnya.
Direktur SINTAS Indonesia Hariyo T Wibisono menyampaikan dalam melakukan praktik konservasi, salah satu cara yang dilakukan adalah kerjasama para pihak.
“SINTAS sendiri berkonsentrasi pada kucing-kucing liar, yaitu harimau sumatera, macan tutul jawa dan kucing liar. Dan untuk memastikan dimana saja lokasi para kucing ini, kami melakukan kerjasama survei pemetaan lokasi bentang habitat dengan 35 lembaga dengan 400 pekerj lapangan yang terlibat, termasuk KLHK,” kata Beebach, demikian ia akrab dikenal, saat dihubungi terpisah.
Saat melakukan survei pemetaan di Sumatera ini, ia mengungkapkan data yang didapat tidak hanya data seputar kucing-kucing liar tersebut.
“Tapi juga data dari spesies lainnya. Sehingga, kerjasama ini menjadi memiliki nilai penting dalam upaya menjaga kelestarian spesies melalui status populasi spesies vokal dan juga memantau spesies yang tinggal di luar taman nasional dan non spesies vokal,” ucapnya.
Pantauan lapangan berbasis kolaborasi ini juga berfungsi untuk meningkatkan manajemen pengawasan, terutama yang di luar wilayah bentang alam konservasi yang sudah ditentukan pemerintah.
“Bentang alam yang dimaksud disini, misalnha untuk wilayah yang terletak antara dua taman nasional, daerah-daerah yang dilaporkan memiliki kasus kematian tertinggi atau wilayah yang tidak terjangkau oleh manajemen konservasi, terutama wilayah yang ada penduduknya,” ucapnya lebih lanjut.
Dengan adanya asesmen populasi dan okupansi ini, Beebach menyebutkan akan mampu dibentuk kebijakan konservasi yang tepat.
“Langkah ini bisa menjadi solusi pada beberapa kasus konflik yang terjadi dan juga mempermudah pengawasan dan pemantauan secara tepat dan mudah,” pungkasnya.
Laporan: Natasha