KedaiPena.Com – Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (USU) Imanuel Silaban alias Nuel, dikeroyok oleh satuan pengamanan kampus mereka.
Nuel kini dalam kondisi kritis dan menjalani perawatan di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Columbia Asia, Medan, sejak Jumat (20/10).
Diduga kasus bermula dari penolakan mahasiswa terhadap renovasi gedung di kampus.
Solidaritas Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya dalam keterangannya kepada redaksi menjelaskan kronologis kejadian.
Rabu, 18 Oktober 2017
21.55: Satpam USU (Slamet) datang ke lapangan Futsal FIB di mana Imanuel berada. Mereka pun berdialog beberapa saat kemudian Slamet memukul Imanuel Silaban, sehingga terjadilah perkelahian antara Imanuel Silaban dan Satpam USU Slamet.
21.57: Cekong salah seorang mahasiswa FIB yang melihat kejadian pun spontan berteriak memanggil mahasiswa yang sedang berada di FIB. Beberapa saatkemudian beberapa orang mahasiswa pun datang dan melerai perkelahian tersebut. Hingga akhirnya para mahasiswa meminta Slamet (Satpam USU) meninggalkan tempat kejadian.
22.10: Slamet kembali datang menjumpai Imanuel Silaban bersama satpam yang lain, dan Slamet pun mengajak Imanuel Silaban berkelahi lagi, para mahasiswa yang tidak setuju dengan hal yang diinginkan oleh para satpam USU tersebut pun berusaha menahan kumpulan satpam USU.
Hingga pada akhirnya terjadi bentrok antara Satpam USU dengan mahasiswa. Hal ini menyebabkan seorang mahasiswa bernama Niko Siahaan mengalami luka akibat dipukul dengan kursi besi oleh Satpam. Tangannya bengkak dan kulitnya terkelupas.
22.15: Para Satpam meninggalkan lokasi bentrok.
Kamis, 19 Oktober 2017
00.10: Para Satpam USU dengan jumlah kira-kira 40 orang datang ke depan FIB sambil membawa pentungan dan balok di tangan mereka.
00.15: Salah seorang Satpam bernama Fandi Martopo berdialog dengan para mahasiswa dan menyampaikan ancaman sambil memegang parang di tangannya “hari ini kami satpam kalah 1 : 0, tapi darah harus dibayar darahâ€.
00.30: Budi Agus Tono selaku Dekan FIB melakukan mediasi dan membuat pernyataan bahwa kejadian ini akan di selesaikan secara hukum. Namun Fandi Martopo kembali menyampaikan ancamannya diDekan FIB “darah harus dibayar darahâ€.
Tidak ada kesepakatan yang jelas di sana, karena tidak adanya kesamaan pendapat.
01.00 : Para mahasiswa dan satpam meninggalkan tempat.
21.30: Imanuel Silaban bergerak keluar dari kampus FIB dengan mengendarai sepeda motor sambil membonceng Frima.
23.00: Imanuel Silaban masuk ke dalam kampus USU sembari dikejar oleh kumpulan satpam USU yang mengendarai sepeda motor, dengan jumlah kira kira 10 sepeda motor.
Kemudian sepeda motor yang dikendarai oleh Imanuel Silaban terjatuh di pintu masuk belakang FIB. Kemudian Imanuel Silaban berlari masuk ke dalam kampus FIB dan dikejar lagi oleh kumpulan satpam USU hingga akhirnya Imanuel Silaban di dalam FIB ditemukan oleh satpam.
Ia dipukuli di hadapan mahasiswa lain dengan menggunakan balok yang tertancap paku, linggis, rantai, dan senjata tajam yang lainnya, aksi penganiayaan tersebut dilakukan oleh puluhan satpam secara membabibuta.
Sembari dipukuli dan disiksa oleh satpam dia pun diseret masuk ke dalam mobil pick up patroli Satpam USU. Setelah diangkat ke mobil oleh satpam Imanuel pun masih terus dipukuli. Hingga pada akhirnya mobil pick up tersebut berangkat bersama dengan satpam.
Jumat, 20 Oktober 2017
00.00 : mahasiswa mencoba mencari Imanuel Silaban ke Mako Satpam dan ternyata Imanuel tidak ditemukan. Mahasiswa mencoba berdialog danmenemui jalan buntu karena tidak mendapat jawaban dimana keberadaan Imanuel. Mahasiswa menutup portal dan berorasi di depan Mako Satpam USU untuk menuntut tanggung jawab dari birokrasi USU dan Satpam USU.
01.00: Puluhan polisi bersenjata dengan mengendarai motor dan mobil truk bersama beberapa anggota TNI memasuki kampus, dan berbaris di depan Mako Satpam untuk mengamankan kampus USU.
Dekan FIB Budi Agustono hadir di lokasi unjuk rasa dan melakukan dialog dengan pihak satpam di dalam ruangan, beberapa saat kemudian Dekan FIB dan seorang polisi bernama Doni Sembiring menyampaikan bahwa pihaknya belum mengetahui di mana keberadaan dari Imanuel Silaban.
06.00: Mahasiswa masih bertahan di mako namun tetap tidak ada konfirmasi dimana keberadaan Imanuel Silaban, baik itu dari pihak satpam USU, dan birokrasi kampus atau pun dari pihak polisi dan TNI yang dipimpin oleh AKBP Doni Sembiring.
07.30: Wakil Rektor 5 Luhut Sihombing mendatangi kumpulan mahasiswa yang sedang berunjuk rasa dan menyampaikan bahwa pihaknya akan mencari tahu dimana keberadaan Imanuel Silaban
08.20: Wakil Rektor 5 Luhut Sihombing kembali mendatangi massa aksi dan menyampaikan pihaknya telah mengetahui keberadaan Imanuel yang sedang berada di RS Bayangkara, dan juga menyampaikan bahwa lima orang satpam sedang ditahan di Polrestabes Medan
08.45: 6 orang mahasiswa pergi bersama Warek 5 ke RS bayangkara
12.00 : 6 orang mahasiswa yang pergi ke RS Bayangkara kembali dan hadir di lokasi unjuk rasa di depan Mako Satpam USU, dan menyampaikan informasi kepada mahasiswa bahwa Imanuel yang semula di rawat di RS Bayangkara di rujuk ke RS Columbia.
16.39: Wakil Rektor 5 Luhut Sihombing beserta aparat kepolisian kembali hadir di lokasi unjuk rasa di depan mako dan menyampaikan bahwa pihaknya akan bertanggung jawab.
17.30: Keluarga dari Imanuel Silaban di dampingi Bakumsu membuat laporan di Polrestabes Medan bersama empat orang saksi.
Sabtu, 21 Oktober 2017
00.15: Mahasiswa yang mengadakan unjuk rasa di depan Mako Satpam USU membubarkan diri.
Laporan: Damai Mendrofa