KedaiPena.Com – Pemandu dari Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) Ade Wahyudi menceritakan kronologis meninggalnya Iglesias Sinaban (26) seorang pendaki di Shelter 3 Gunung Kerinci beberapa waktu lalu.
Dewe begitu ia disapa mengatakan dirinya melihat langsung kondisi pendaki Iglesias Sinaban sesuai turun dari puncak Kerinci. Dewe sedianya sudah mendengar kabar adanya pendaki yang kritis.
“Setelah turun dari puncak Kerinci, saya langsung menuju shelter 3 sekitar pukul 8 pagi setelah dari tadi ada info seorang pendaki yang kritis. Begitu saya lihat ke dalam tenda korban sudah dikelilingi temannya sekitar 5 orang dalam kondisi tidak sadarkan diri sama sekali,” ujar Dewe kepada KedaiPena.Com, Selasa, (20/8/2019).
Dewe menjelaskan posisi mereka mengelilingi korban dengan penanganan seadanya dengan di selimuti dan diberi botol berisi air hangat di sekelilingnya. Saat itu cuaca di shelter 3 cukup terik dan langit biru cerah.
“Saya inisiatif untuk melakukan cek tanda vital kehidupan pertama, yaitu melihat jalan napas dan mengecek nadi di tangan dan leher, untuk leher begitu saya tekan sedikit sudah mengeluarkan cairan kekuningan dari hidung dan saya tidak melanjutkan,” ungkap Dewe.
Selepas itu, Dewe mengaku melakukan asesment dan konfirmasi data kepada teman-teman korban.
“Mereka naik berenam. Kemungkinan dari kemarin sudah ada gejala sakit dan batuk dahak bercampur darah, dan dini hari sebelumnya keadaan makin memburuk, mereka juga sudah memanggil bantuan karena korban sudah tidak dapat bergerak,” ungkap Dewe.
Dewe melanjutkan dirinya dan sejumlah kawan-kawan dari pemandu, pendaki dan porter sekitar 10 orang melakukan pertolongan darurat dengan mencoba menurunkan korban ke ketinggian lebih rendah.
Dirinya juga melakukan evakusi dengan tandu darurat dengan alat yang dimiliki berupa matras, sleeping bag dan tali webbing.
“Kami melakukan proses itu sekitar pukul 9 pagi dari shelter 3 sampai sekitar pukul 14.00 dengan jalur yang cukup sulit, sampai kami bertemu tim evakuasi yang menjemput di pertengahan antara shelter 3 dan shelter 2,” beber Dewe.
Meski demikian, Dewe enggan memberitahukan, kondisi terakhir korban. Menurut Dewe itu adalah wewenang dokter dan tim medis yang menentukan.
“Karena kami hanya melakukan asesment dan bantuan sebisa kami sebagai sesama rekan pendaki dan volunter SAR,” pungkas Dewe.
Laporan: Muhammad Lutfi