KedaiPena.Com – Dalam periode kedua pemerintahannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk mengubah nomenklatur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menjadi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Jokowi kembali menunjuk Luhut Panjaitan menduduki posisi tersebut. Luhut ditugaskan untuk melakukan terobosan dalam rangka poros maritim dunia dan juga menangani hambatan investasi.
Ekonom senior Faisal Basri pun menyinggung soal Luhut dan investor Cina yang tengah menanamkan investasi besar-besaran di Indonesia.
Kata dia, kualitas investasi dalam suatu negara yang dipengaruhi oleh transparansi perusahaan-perusahaan di dalam negara tersebut.
Biasanya, negara korup cenderung menerima investasi dari negara yang juga mudah untuk diajak ‘kerja sama’.
“Investasi yang datang adalah begundal-begundal. Yang mafia, yang kolusi, yang kongkalikong, yang enggak transparan, jadi kualitas dari investasi itu bobrok,” kata Faisal di Jakarta, ditulis Rabu (30/10/2019).
“Itu kan yang diinginkan Luhut, ‘kalau Cina gampang diatur’ katanya (Luhut). Gampang diatur itu enggak pakai aturan. Nah itu, Luhut senangnya seperti itu dan dia sekarang koordinator yang mengurusi investasi juga. Dia cari yang gampang-gampang diatur,” sambung Faisal.
Ia pun mengingatkan korupsi dapat ditoleransi untuk mengerek investasi negara dan mempercepat pembangunan infrastruktur merupakan anggapan yang salah.
“Salah mengatakan korupsi itu harus ditoleransi karena seperti pelumas dan memperlancar pembangunan, memperlancar para setan, perampok,” terangnya.
Laporan: Muhammad Lutfi