KedaiPena.com – Paska serangan Rusia ke Ukraina, krisis energi mulai membayangi sebagian besar negara Eropa yang selama ini mendapatkan suplai energi dari Rusia. Dikutip dari beberapa sumber berita, Jerman, Belanda Dan Austria dinyatakan akan membuka kembali Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mereka untuk mengantisipasi kebutuhan gas jelang musim dingin.
Dikutip dari CNBC International, Jerman menyatakan rencana untuk menyalakan pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU) karena situasi pasar gas yang memburuk akibat pembatasan pasokan gas Rusia.
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck memperingatkan bahwa situasinya akan sangat ketat di musim dingin. Apalagi, jika negara itu tidak melakukan tindakan pencegahan untuk membendung kekurangan pasokan.
Karenanya, negeri itu akan mengkompensasi pengurangan pasokan gas Rusia dengan meningkatkan pembakaran batu bara. Padahal sebelumnya Jerman berkomitmen membuang bahan bakar fosil paling intensif karbon itu.
“Itu menyedihkan, tetapi hampir diperlukan dalam situasi ini untuk mengurangi konsumsi gas. Kami harus dan kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk menyimpan gas sebanyak mungkin di musim panas dan musim gugur,” kata Habeck.
Senada, pemerintah Belanda juga menghidupkan kembali tenaga batu bara. Dan Pemerintah Belanda mengaku pemotongan yang dilakukan Rusia sangatlah mengkhawatirkan meski negara itu hanya mengimpor 15 persen pasokan gasnya dari Moskow.
“Saya ingin menekankan bahwa saat ini tidak ada kekurangan gas akut. Namun, lebih banyak negara sekarang diperas (oleh Rusia). Itu mengkhawatirkan kami,” Menteri Iklim dan Energi Belanda, Rob Jetten.
Selain Jerman dan Belanda, Austria juga telah mengambil langkah serupa. Wina memutuskan untuk mengaktifkan kembali pembangkit batu baranya pasca berkurangnya pasokan gas Moskow.
“Pihak berwenang akan bekerja dengan kelompok Verbund, pemasok listrik utama negara itu, untuk membuat stasiun di kota selatan Mellach kembali berfungsi,” kata kantor Kanselir negara itu dikutip AFP.
Mengutip Dari Reuters, Kepala Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol menyatakan beberapa negara terancam kekurangan stok bahan bakar pada musim panas tahun ini akibat pasar minyak dunia yang makin ketat.
“Ketika musim liburan utama dimulai di Eropa dan AS, permintaan bahan bakar akan meningkat. Kemudian kita bisa melihat kekurangan: misalnya dengan solar, bensin, atau minyak tanah, khususnya di Eropa,” tuturnya.
Birol juga memperingatkan bahwa krisis energi saat ini jauh lebih besar daripada guncangan minyak pada 1970-an. Selain itu, kekurangan bahan bakar kali ini berpotensi berlangsung lebih lama.
“Saat itu hanya tentang minyak. Sekarang kita mengalami krisis minyak, krisis gas, dan krisis listrik secara bersamaan,” tandasnya.
Laporan: Ranny Supusepa