Artikel ini ditulis oleh Nina Bachri, kolega korban tenggelam KRI Nanggala 402.
Ada yang spesial dalam peristiwa Nenggala 402 ini.
Tidak banyak yang tahu, tahun 1998 papanya Rhesa juga menjadi korban meledaknya helikopter saat bertugas di Timor Timor (dulu masih jadi wilayah Indonesia) bersama 7 perwira Angkatan Darat lainnya, termasuk saat itu ada Pangdam Udayana.
Tragedi tersebut juga menjadi tragedi nasional yang mengenaskan saat tergulingnya Presiden Soeharto.
23 tahun berlalu, peristiwa berulang. Sekarang si Bontot menyusul jejak ayahnya berpulang dengan gagah saat ‘on duty’.
Kecintaannya pada Nenggala 402 tercermin dalam ‘caption’-nya beberapa kali di Instagram.
“The old lady, don’t you think she’s beautiful?”
Almarhum papanya pun tak luput dari hatinya. Walau saat itu masih usia 3 tahun, namun memori yang selalu diceritakan mamanya padanya selalu melekat kuat.
“I have an angel watching over me, and I call him Dad“, begitu dia tuliskan papanya dalam ‘caption‘ Instagram yang disertai wajah ganteng papanya, Letkol Inf (Anumerta) Simson G. Sigar.
Seluruh keluarga berduka. Serasa seperti mimpi. Kenangan demi kenangan terceritakan di ruang grup keluarga.
Semua menangis. Anak baik. Meninggal di bulan baik. Bulan penuh rahmat. Allah tahu yang terbaik buat Rhesa.
Selamat jalan Rhesa. Salam buat papa dan opa di sana. Kami percaya Tuhan berikan tempat yang indah buat hamba-Nya yang berhati indah.
Salam hormat kami buatmu prajurit dan juga teman-temanmu disana.
‘We proud of you and you will always be in our nice memory. Our deep condolence for Big Family Sigar’.
Tuhan pasti menjaga, menyertai setiap langkah orang-orang benar.
#KRINanggala402.
Semoga Allah memberikan kesabaran dan ketabahan buat sahabatku sayang, Mbak Indah Sigar.
[***]