KedaiPena.com – Seni membatik saat ini bukan hanya dikenal di Tanah Jawa, tapi kini berbagai daerah di Indonesia mulai dikembangkan seni membatik yang mengangkat ciri khas daerah setempat. Lebih dari 10 tahun, seni membatik juga dikembangkan di hampir seluruh provinsi di Indonesia.
Sumatera Barat yang selama ini dikenal dengan kain songket, tak mau ketinggalan untuk mengembangkan batik, seperti yang dituturkan oleh istri Gubernur Sumatera Barat, Nevi Zuairina, yang mengatakan batik Minang saat ini banyak diminati karena memiliki motif yang unik, khas Sumatera Barat.
Ia mengungkapkan pengrajin tanah Minang tengah aktif mengembangkan desain batik Minang. Bahkan Dekranasda Sumbar sampai mendatangkan perajin batik dari Yogyakarta untuk melatih keterampilan membatik seluruh pengrajin di Sumbar. Alhasil saat ini sudah banyak motif yang dikembangkan oleh para pengrajin batik Sumbar.
Awalnya dari total 200 motif batik minang yang dikembangkan, baru ada 11 motif batik Minang yang akhirnya resmi dirilis ke hadapan pecinta fesyen tanah air. Mereka menggandeng 12 desainer yang tergabung di dalam Indonesia Modest Fashion untuk memperkenalkan batik Minang ke kancah nasional.
“Program pengembangan desain batik Minang ini membawa kami pada ilmu-ilmu baru, baik dari segi pemilihan jenis bahan, pengaplikasian motif di atas busana, hingga pemilihan warna,” tutur Nevi dihadapan awak media, di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Ditambahkan pendiri Indonesia Modest Fashion, Jeny Tjahyawati bahwa acara ini diharapkan dapat mengangkat popularitas batik Minang serta mendorong produktivitas para pengrajin di Sumbar. “Agar batik Minang memiliki nilai jual yang mampu bersaing dengan batik-batik lainnya, maka kami membantu untuk mengembangkan batik Minang,” imbuh Jeny.
Sejauh ini, beberapa 11 motif yang telah resmi diluncurkan yaitu Tantadu manyasok bungo jo buah nibuang (ulat tantadu mengisp bunga dengan buah nibuang), filosofinya kemakmuran dan keindahan dalam kehidupan. Paruah enggang (Paruh Enggang) yang kokoh, indah, dan anggun.
Sikambang manih (bunga yang indah), motif ini dikiaskan pada anak perempuan berumur 15 tahun ke atas yang belum berkeluarga seperti bunga yang sedang kembang. Kaluak pakukacang balimbing, motif mengandung makna filosofi tanggung jawab seorang laki-laki di Minangkabau.
Bungo duo tangkai jo buah pinang-pinan, motif ini mengangkat dua ciptaan Allah yang berpasangan, seiring dan sejalan. Daun bodi, melambangkan akhlak dan budi pekerti. Daun puluik-puluik, bermakna kesuburan, pendirian yang kuat, hidup subur, indah, dan makmur.
Sirih gadang, diilhami dari bentuk daun sirih, baik yang bertangkai, maupun yang disusun di carano. Bada mudiak (ikan beriringan ke hulu), terinspirasi dari ikan yang beriringan ke hulu, searah, tiada yang mendului. Ukir pucuak rabuang, motif ini biasa digunakan sebagai ukiran rumah gadang. Buah palo bapatuh, mengandung makna cita-cita luhur.
Laporan : Ruspita