KedaiPena.Com – Ketua Koordinator Bidang Perekonomian PP KPPG Puteri Komarudin memberikan, catatan kritis terhadap kinerja penyelenggaraan Program PEN bagi sektor UMKM yang terdampak pandemi corona.
Hal tersebut disampaikan oleh Putkom sapaanya dalam webinar dengan tema Strategi Pemulihan Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Akibat Pandemi COVID-19 yang diselenggarakan oleh KPPG.
“Dengan berbagai stimulus yang disiapkan pemerintah dan dukungan dari otoritas terkait, kita tentu mengharapkan sektor UMKM dapat segera pulih karena perannya yang sangat krusial bagi perekonomian nasional,” kata Putkom, Rabu, (23/12/2020).
Untuk mewujudkan itu, lanjut Putkom, diperlukan penyempurnaan sistem pendukung yang ada. Putkom menegaskan sistem tersebut perlu terus didorong dan digalakkan.
“Baik dari sisi integrasi basis data penerima stimulus, mekanisme penyaluran, hingga harmonisasi regulasi,” tegas Putkom.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat KPPG, Lindsey Afsari Puteri memastikan, bahwa partai Golkar secara aktif mendukung program pemerintah.
“Utamanya program PEN. Karenanya, KPPG sebagai sayap partai harus memastikan bahwa program ini tepat guna dan tepat sasaran, yakni bagi pelaku usaha ekonomi, termasuk di dalamnya para Ibu atau perempuan pelaku UMKM. Untuk itu, semoga webinar ini dapat dimanfaatkan untuk pengayaan informasi dan jejaring bagi solusi permasalahan ekonomi,
khususnya UMKM yang terkendala saat ini,” ungkap Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat KPPG Lindsey Afsari Puteri mewakili Ketua Umum Airin Rachmi Diany.
Senada, Pemimpin Wilayah Jamkrindo Kantor Wilayah IV Bandung Dody Novarianto yang hadir dalam webinar tersebut menjabarkan mengenai implementasi peran Jamkrindo dalam pemulihan UMKM.
“Selain melakukan penjaminan restrukturisasi bagi debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang terdampak, Jamkrindo juga mendapatkan mandat dalam pelaksanaan program penjaminan PEN,” papar dia.
Ia melanjutkan, akselerasi penjaminan tersebut akan terus diupayakan dengan melibatkan mitra perbankan untuk menggali setiap potensi yang afa.
“Tentunya, kami tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudential banking) dan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance),” pungkas Dody.
Laporan: Muhammad Hafidh