KedaiPena.com – Patut disayangkan, puluhan tokoh nasional yang menyambangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan niat baik dan harapan baik, tidak diterima oleh pihak KPK dengan alasan birokrasi.
Tokoh Nasional Rizal Ramli menyatakan dirinya dan puluhan tokoh nasional, antara lain, Amien Rais, Ubedillah Badrun, dan Letjen Suharto mendatangi KPK dengan niat baik dan harapan baik.
“Kami berharap pimpinan KPK bisa menerima kami. Tapi, mereka ketakutan. Ketemu saja, gak punya nyali. Alasannya, dua orang. Alasannya lagi sibuk. Humas saja lagi sibuk. Bayangin saja, humasnya sibuk apa,” kata Rizal Ramli usai memasuki Gedung KPK Jakarta, Senin (21/8/2023).
Dengan tegas, Rizal Ramli mengingatkan bahwa UU KPK dimulai pada era Gus Dur. Karena tuntutan para tokoh reformasi, yang salah satunya adalah Amien Rais, adalah menginginkan Indonesia yang anti KKN.
“Kalau tidak ada Pak Amien Rais, para tokoh yang pro reformasi, tidak ada ini KPK. Sekarang mau ketemu saja, seperti pejabat super tinggi banget gitu lho. Niat baik kami, harapan baik kami, disambut negatif. Disambut dengan arogansi, kesombongan birokrasi,” ujarnya tegas.
Rizal menyatakan, dengan tidak diterimanya dirinya dan para tokoh nasional ini, menegaskan KPK tidak berani kepada pihak yang sedang berkuasa.
“Setahun yang lalu Ubed (red: Ubedillah Badrun) mengajukan kasus dugaan KKN dari Gibran dan Kaesang, keluarga Jokowi. Bisa-bisanya mereka tidak mengenali Letjen Suharto, tokoh pro reformasi, yang kalau tidak ada para tokoh pro reformasi ini, tidak akan ada KPK. Bisa-bisanya mereka tidak mengenali Danjen Kopasus. Mereka berlindung di bawah tipuan birokrasi yang bodoh,” ujar Rizal Ramli masih dengan nada tegas.
Ia menyatakan, akhirnya sosok asli KPK bisa terlihat dari kejadian hari ini, dimana KPK hanya bisa menangani kasus korupsi yang berskala kecil.
“Tapi berkaitan dengan yang kuasa, dengan yang sudah merusak Undang-Undang Dasar, mereka ketemu saja tak punya nyali. Karena kalau ketemu, mereka tidak akan bisa debat dengan Rizal, Ubed, Syafril, dan semua tokoh yang hadir hari ini,” tandasnya.
Pengamat Politik Marwan Batubara, yang turut hadir, menyatakan KPK dapat membuktikan kompetensinya, jika KPK berani mengusut dugaan KKN yang dilakukan oleh Jokowi dan keluarganya.
“Mari kita tantang Pak Firli. Buktikan jika dirinya independen, berani. Saya harap Bu Mega mendukung, Pak Firli mengusut kasus Kaesang,” kata Marwan, yang disambut dengan teriakan setuju.
Ketua BEM Universitas Paramadina, Afiq Nauval menyatakan mahasiswa menilai pola koruptif di era saat ini tak hanya di sektor keuangan tapi di semua sektor.
“Moral koruptif sudah masuk ke semua lembaga pemerintahan. Lembaga legislatif, yang menjadi spirit inspirasi para mahasiswa, telah berselingkuh dan tidak adanya check and balances. Dengan spirit reformasi 98, di tahun 2023 ini, ketika rezim Jokowi tidak dituntut sebagaimana mestinya, kami siap turun kembali, lembaga yang tidak bekerja sebagaimana mestinya, kami akan dudukan kembali, kami akan tuntut,” kata Afiq.
Tak kalah tegas, Mantan Danjen Marinir, Letjen Marinir (Purn) Suharto menyatakan jika negara ini telah busuk, sebusuk-busuknya hingga seakar-akarnya.
“Tidak mungkin kalau kita tidak turun. Saya mewakili purnawirawan, menyatakan kita harus turunin. Rakyat juga harus turun. Jika tidak, kita akan habis, oleh rezim saat ini,” kata Letjen Suharto.
Laporan: Tim Kedai Pena