KedaiPena.Com – Indonesia Police Watch (IPW) meminta agar Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mampu bersikap tegas dalam menyelesaikan konflik yang berkembang luas di internal lembaganya saat ini.
“Sebab konflik internal itu kian berkembang luas akibat Komisioner KPK tidak tegas dan membiarkan aksi politisasi terhadap lembaga anti rasuah itu serta membiarkan munculnya pihak pihak yang merasa ‘full power‘ di lembaga tersebut,” kata Presidium IPW Neta Pane kepada wartawan, ditulis Minggu (5/5/2019).
Neta juga memandang konflik internal itu kian berkembang luas akibat Komisioner KPK tidak tegas dan membiarkan aksi politisasi terhadap lembaga anti rasuha itu.
“Serta membiarkan munculnya pihak pihak yang merasa ‘full power‘ di lembaga tersebut,” tegas Neta.
IPW juga menilai, aksi konflik di KPK makin berbahaya bagi masa depan pemberantasan korupsi di negeri ini.
Apalagi saat ini muncul isu bahwa KPK terbelah menjadi dua, antara kelompok ‘polisi India’ dan kelompok ‘polisi Taliban’.
“Aksi ‘cakar-cakaran’ itu kian panas tatkala muncul petisi dan surat terbuka dari para penyidik KPK. Namun Komisioner KPK tak pernah menyikapi aksi cakar cakaran itu secara transparan,” papar Neta.
Sebelumnya, penyelidik KPK diduga memiliki konflik terkait kebijakan penempatan dan rekrutmen penyidik di lingkungan Kedeputian Bidang Penindakan lembaga tersebut.
Hal tersebut terungkap di surat di internal KPK yang diterima oleh awak media. Dalam surat internal itu, puluhan penyidik KPK yang berasal dari Polri membuat surat terbuka berisikan protes terhadap pimpinan KPK terkait kebijakan pengangkatan penyelidik menjadi penyidik di lembaga anti-rasuah itu.
Sedikitnya 42 penyidik KPK dari Polri menandatangani surat yang dibuat bulan April 2019 tersebut.
Laporan: Muhammad Hafidh