KedaiPena.Com – Tiga kali mangkir dari panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menjadi preseden buruk bagi penegakan hukum di Indonesia, khususnya di tingkat eksekutif.
Presiden Jokowi dan para menteri kabinet katanya siap menjadi garda terdepan dalam pemberantasan korupsi, namun itu hanya sebuah slogan dan jargon belaka.
Demikian disampaikan aktivia mahasiswa era 98, Edysa Girsang dalam keterangan yang diterima redaksi, ditulis Kamis (25/7/2019).
“Jokowi sendiri pun tak memastikan KPK untuk berani segera membongkar dan menangkap Mendag sebagai upaya membongkar korupsi impor di Kementerian Perdagangan,” kata pegiat anti korupsi itu.
Seiring waktu, komisioner KPK juga akan segera berganti, tentu ini akan menghambat dan mungkin akan meniadakan kasus-kasus yang sudah di atas meja sebelumnya. Sebab pergantian petinggi KPK tentu sarat kepentingan.
“Hiruk-pikuk seleksi bakal calon Komisioner KPK yang baru melalui pansel KPK sudah tentu terindikasi kepentingan tertentu, apakah mereka akan berani menyelesaikan kasus hukum yang sudah beralankan sebelumnya. Karena mereka juga bagian dari titipan kepentingan tertentu, yang sudah barang tentu ingin mengamankan kasus korupsinya agar tak tersentuh bahkan sampai naik ke meja hijau,” sambung Eki, sapaannya.
Rakyat hari ini sudah apatis terhadap penegakan hukum khususnya korupsi, dimana sama-sama kita ketahui banyak kasus hukum tumpul ke atas tajam ke bawah. Apalagi dengan pemberantasan korupsi di sekitar kekuasaan, rakyat sangat pesimis.
“Meski tetap perlu diapresiasi di mana beberapa hari kemarin, sahabat intim kekuasaan dapat diciduk KPK. Namun itu tidak bisa menjadi patokan ke kasus lainnya yg mangkrak ketika bersentuhan dengan orang-orang dalam kekuasaan,” lanjutnya.
Belum lagi kasus Novel Baswedan yang tarik ulur karena disinyalir bersentuhan pula dengan kekuasaan dan menjadi pamungkas dari upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
“Rakyat akan menilai bahwa pemerintah khususnya presiden dan jajarannya tidak serius dalam memberantas para perampok rakyat tersebut,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Lutfi