KedaiPena.Com – Matinya satelit Telkom 1 di tahun 2017 diduga diwarnai kongkalikong. Forum Mahasiswa untuk Nawacita Indonesia (Format Indonesia) meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa hal tersebut.
“Satelit Telkom 1 itu harusnya berakhir bulan Agustus 2014. Tapi manajemen PT Telkom di bawah kepemimpinan Alex J Sinaga tidak mempersiapkan kontrak penggantinya dengan cepat,” ujar Asep Ubaidillah, penggiat Format Indonesia dalam keterangan yang diterima KedaiPena.Com, Kamis (12/4/2018).
“Baru Februari tahun 2016, PT Telkom berkontrak dengan ‘spacecraft’. Pertanyaannya, ada apa? Apakah ada intervensi di balik proyek pengadaan satelit yang nilainya triliunan rupiah tersebut? Harusnya sesuai waktu dong. Sesuai dengan peraturan perundangan-undangan-lah?,” sambung Asep.
Padahal telatnya pengadaan satelit pengganti untuk satelit Telkom 1, di tahun 2017 membuat satelit Telkom 1 mengalami kegagalan operasi. Hal ini menimbulkan gangguan keuangan dan perekonomian yang cukup besar. 8000 mesin ATM yang terdiri dari Bank BNI, BCA, BRI dan Mandiri mati.
“Perpanjangan sepihak penggunaan satelit Telkom 1 itu faktanya gagal di tahun 2017. Loh satelit sudah tua dipaksakan beroperasi itu ada apa? Itu kan manajemen PT Telkom yang buruk dan diduga ada tarik-menarik kepentingan dalam hal pengadaan satelit,” curiga Asep
“Akibat matinya satelit Telkom 1 bulan Agustus 2017 kemarin itu menimbulkan kerugian bagi masyarakat dan negara. Duit PT Telkom kan ada duit negara, makanya KPK harus masuk memeriksa dibalik proyek pengadaan pengganti satelit Telkom 1 yang lambat itu,” sambungnya.
Laporan: Ricki Sismawan