KedaiPena.Com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan per tanggal 30 September 2018 pukul 13.00 WIB sudah tercatat 832 jiwa meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Selain itu, ada 540 orang mengalami cedera berat dan ringan, sementara yang saat ini sedang dirawat di pelayanan kesehatan dan 16.732 orang pengungsi yang tersebar di 24 titik.
“Diperkirakan jumlah korban akan terus meningkat, mengingat masih banyak lokasi yang belum teridentifikasi, korban yang masih tertimbun bangunan dan daerah-daerah yang belum terevakuasi oleh tim SAR,†kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada media, ditulis Senin (1/10/2018).
Sutopo juga menyampaikan bahwa Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menerapkan masa tanggap darurat bencana gempabumi dan tsunami selama 14 hari, terhitung mulai tanggal 28 September 2018 hingga 11 Oktober 2018.
“Gubernur juga menunjuk Komandan Komando Resort Militer 132/Tadulako sebagai Komandan Tanggap Darurat Bencana Penanganan Bencana Gempabumi dan Tsunami di Sulawesi Tengah,†ucapnya lebih lanjut.
Hingga berita ini turun, data baru diperoleh dari Kota Palu saja. Untuk Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Parigi Moutong masih belum ada laporan karena belum ada komunikasi akibat padamnya listrik.
“Tim Basarnas dan Tim SAR Gabungan melakukan pencarian di Hotel Roa-Roa, Mall Ramayana, Restauran Dunia Baru, Pantai Talise, Perumahan Balaroa dan beberapa bangunan lain yang hancur. Tim terkendala karena padamnya listrik, tidak adanya akses komunikasi. Belum juga terkendala karena kurangnya alat berat, kurangnya personil maupun perlengkapan serta kondisi jalan yang rusak berat,†papar Sutopo.
Sutopo juga menambahkan adanya gempa susulan kecil yang tercatat terjadi 209 kali dan muncul lukuifikasi atau lumpur dari bawah tanah dan menghanyutkan bangunan di beberapa lokasi, seperti Sigi, Jl. Dewi Sartika Palu Selatan, Petobo, Biromaru dan Sidera.
Laporan: Ranny Supusepa