KASUS kematian Wayan Mirna Salihin (27), menambah rekam jejak kejahatan di Indonesia.  ‎Mirna diketahui meninggal seusai minum kopi Vietnam di Kafe Olivier, Jakarta, Rabu (6/1/16).Â
‎
Informasi yang beredar menyebutkan, Mirna diracuni oleh sahabatnya sendiri yakni,Jesica. Ia menaruh racun sianida didalam gelas kopi vietnam milik Mirna.
Berita tersebut tentu menggiring opini publik dengan beragam perspektif. Ada yang mengatakan kalau Jesica lah yang meracuni minuman Mirna. Ada pula yang berpendapat bahwa Jesica membunuh Mirna dengan alasan bisnis. Ada juga yang menyebut Jesca iri kepada Mirna yang telah bersuami.
Kendati demikian, fakta yang harus diingat, Jesica dan Mirna pernah sama-sama menjadi mahasiswa di salah satu universitas terkemuka di Sydney, Australia. Keduanya menjalin pertemanan, meski tidak akrab.
31 Januari 2016, Jesica ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian. Namun proses penyelidikan masih berlanjut. Pihak kepolisian pun butuh banyak lagi bukti-bukti lain untuk memperkuat analisa penyelidikan.‎
Seorang pakar psikolog forensik menyatakan kalau Jesica mengatakan hal yang bohong kepada awak media bahwa dirinya tidak melakukan hal keji ini.Â
Bukti rekaman salah seorang karyawan kafe Olivier yang mengatakan bahwa Jesica bersikap tenang ketika Mirna kejang-kejang dihadapannya. Celana yang dikenakan Jesica saat minum kopi bersama Mirna dibuang oleh pembantu Jesica setelah pulang dari kafe tersebut.Â
Saat ditanyakan kenapa celana Jesica dibuang, si pembantu mengatakan, “Saya disuruh membuang celananya sama Jesica karena celananya sudah robek dan tak layak pakai”.‎
Tentu hal tersebut terasa janggal dan terkesan ada yang disembunyikan.Â
Hal yang patut digarisbawahi, selama ini hukum di Indonesia hanya berlaku untuk orang kalangan menengah dan kalangan bawah. Tidak berlaku untuk kalangan atas maupun elit politik. Semua dipengaruhi ‎kekuatan uang ‘The power of money.’
‎
Kasus kecelakaan maut yang menyeret anak esk Menko Perekonomian Hatta Rajasa, kecelakaan dari anak musisi Ahmad Dhani dan lainnya menguap.
Sementara aktivis buruh Marsinah yang terbunuh, tapi sang pelaku bisa bebas dari jerat hukuman berat.Â
Ini menguatkan tuduhan,‎ siapa yang memiliki nominal (harta/kekayaan), maka ialah yang tetap berdiri layaknya pemenang kejuaraan bergengsi. ‎
Namun yang perlu diingat adalah hukum yang seadil-adilnya dari gusti Allah SWT tetap tegas kelak nanti di akhirat.Â
Kita tunggu epsiode selanjutnya dari kasus kopi maut ini, ‎Akankah kebenaran terkuat, atau lagi-lagi uang yang akan pegang kendali.
‎
Oleh Muhammad Rizki‎, Mahasiswa Jurusan Jurnalistik IISIP Jakarta, Angkatan 2012