KedaiPena.Com – Peran koperasi dalam menopang perekonomian Indonesia masih tergolong kecil. Padahal, merupakan jatidiri bangsa di sektor ekonomi.
Menurut data dasar dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Koperasi, jumlah koperasi mencapai 150.223 unit.
Namun, volume usahanya relatif kecil. Pada 2015, misalnya, kontribusi usaha koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) baru 2,31 persen atau sekira Rp266,13 triliun.
Parahnya, kondisi perekonomian saat ini masih dikuasai segelintir elite, sebagaimana laporan Credit Suisse pada 2016, yakni satu persen penduduk terkaya Indonesia menguasai 49,3 persen kekayaan nasional.
Laporan bertajuk “Global Wealth Databook” tersebut juga menyebutkan, 10 persen penduduk terkaya menguasai 75,7 persen.
Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) per April 2017 mengafirmasi laporan Credit Suisse, di mana 57,6 persen total simpanan yang ada di perbankan Indonesia dikuasai sekitar 0,12 persen masyarakat terkaya Indonesia.
“Jumlah itu hanya ada dalam 239.215 buku rekening,” papar Wakil Ketua KEIN, Arif Budimanta, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (15/7).
Bahkan, laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) triwulan IV 2016 menyebutkan, 66,2 persen total aset sistem jasa keuangan atau setara dengan 84,7 persen aset perbankan di Indonesia dikuasai 44 kelompok konglomerasi keuangan.
Fakta tersebut memperlihatkan ketimpangan cukup serius dari sisi penguasaan aset.