KedaiPena.Com -Â Tindakan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Sandiaga Uno memang tidak pernah lepas dari sorotan media dan masyarakat. Sandiaga kini dielu-elukan bak seorang pahlawan.
Pasalnya, masyarakat dihebohkan oleh aksi heroik Sandiaga yang menukarkan dolar AS ketika melemahnya nilai tukar rupiah. Langkah Sandiaga diapresiasi oleh berbagai pihak.
Namun demikian, aksi heroik Sandiaga bisa kembali tercoreng jika kembali melakukan hal-hal kontroversial seperti melalukan kunjungan ke sejumlah universitas.
Ya tindakan bos dari Saratoga tersebut menuai perdebatan sebagainya kalangan. Banyak pihak yang tidak mempermasalahkan hal itu namun tak sedikit yang mencibir kunjungan Sandiaga ke sejumlah universitas.
Salah satu kegiatan yang berbau politik praktis terjadi di UMJ saat Ketum PAN Zulkifli Hasan yang mendampingi Sandiaga menyinggung soal ganti presiden, walaupun tidak secara langsung.
Zulkifli mengatakan, Pilpres 2019 sangat sederhana karena hanya dua calon, yakni Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno. Sehingga, Pilpres kini hanya pilihan ganti atau lanjut.
Bawaslu belum dapat menyelidiki dugaan kampanye yang dilakukan Sandiaga Uno di Universitas Muhammadiyah Profesor Dr. Hamka (Uhamka) dan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).
Anggota Bawaslu Rahmat Bagja mengatakan saat ini Sandiaga masih berstatus sebagai bakal calon wakil presiden.
“Kami belum bisa masuk ke sana (menyelidiki dugaan kampanye di kampus) karena belum ada pasangan calon. Itu masalahnya,” ujar Rahmat di Gedung DPR, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Namun demikian banyak pihak yang mengatakan bahwa tindakan eks Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut sebagai pelanggaran etik. Benarkah demikian ?
Koordinator Komite Pemilih Indonesia, Jeiry Sumampow mengatakan, bahwa langkah Sandiaga dengan mengunjungi sejumlah universitas dapat dinilai sebagai tindakan ‘curi start’.
“Seusia aturan memang nggak boleh. Dilarang itu. Kampus, sekolah dan rumah ibadah nggak boleh dipakai sebagai sarana kampanye. Saya kira yang seperti ini bisa masuk kategori curi star,†ujar Jerry saat berbincang dengan KedaiPena beberapa waktu lalu.
Meskipun demikian, Jeiry begitu ia disapa mengaku, wajar dengan keputusan Bawaslu yang belum bisa menindak tindakan Sandiaga saat berkunjung ke sejumlah universitas. Hal tersebut memang benar adanya lantaran saat ini Sandiaga belum ditetapkan sebagai peserta pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Memang dalam tahap sekarang agak sulit pemberian sangsi karena belum ada calon resmi. Karena itu, belum ada juga perangkat untuk dijadikan acuan menindak. Ini soal etik saja. Sulit ada sangsi yang lain. Pelanggaran etik sudah pasti sangsinya etik juga,†tukas Jeiry.
Koordinator Lembaga pemantau pemilu, Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Sunanto berpendapat berbeda. Sunanto mengatakan tidak ada yang salah dengan kunjungan Sandiaga ke universitas.
“Semua aktifitas pasti di sorot tetapi selama todak melanggar dan saya kira lanjut saja, sekarang kan belum calon masih bakal calon maka aktivitas bakal calon untuk memperkenalkan diri masih diperbolehkan,†tutur dia.
Namun demikian, dia mengingatkan, agar kedepan kunjungan Sandiaga ke sejumlah universitas tersebut dapat dilakukan secara profesional. Sandiaga tidak boleh menyiapkan materi kampanye.
“Seharusnya profesional dengan menyampaikan materi tidak untuk kampanye untuk selaling menjaga suasana kondusif dan peryarungan yang sehat,†beber dia.
Salah Langkah Citra Positif Sandi Berubah Jadi Negatif
Direktur Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo langkah terobosan Sandiaga menjual dollarnya di tengah melemahnya mata uang rupiah terhadap dollar Amerika adalah manuver politik yang positif. Yang pasti lebih bagus dari manuver tagar 2019 Ganti Presiden.
“Gerakan menukar dolar ke rupiah jauh lebih bagus dari gerakan 2019 Ganti Presiden. Pasalnya, gerakan menukar dollar lebih memiliki implikasi positif dibanding Gerakan Tagar 2019 Ganti Presiden,†beber Karyono.
“Meskipun, upaya Sandi tidak cukup untuk menyelesaikan masalah melemahnya nilai rupiah tetapi langkah tersebut lebih konkret dan memberikan solusi atas persoalan bangsa,†sambung Karyono.
Namun demikian, Karyono mengingatkan, agar Sandi tidak melakukan kesalahan yang dapat membuat citra positifnya tergerus. Salah satu contohnya ialah seperti langkah Sandi yang melakukan kunjungan ke sejumlah perguruan tinggi.
“Sebab jika terbukti ada unsur pelanggaran dan mendapat banyak kritikan maka hal itu akan membuat citra negatif pada dirinya. Sehingga akan merusak citranya yang positif menjadi negatif,†tandas Karyono.
Laporan: Muhammad Hafidh