KedaiPena.Com – Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon menanggapi kabar penangkapan Muhammad Nuh atau M. Nuh, pria asal Jambi pemenang konser berujung lelang Motor listrik Gesits milik presiden Jokowi.
Jansen begitu ia disapa, menilai konser amal BPIP dalam rangka mengumpulkan dana untuk Covid-19 tersebut ‘ruwet’ lantaran disertai permasalahan penahanan M Nuh berserta sejumlah permasalahan lainnya.
“Ruwet. Ruwet. Hasil tak seberapa, konser dikritik banyak pihak, pembeli lelang tak jelas lagi,” ungkap Jansen dalam akun Twitter pribadi miliknya, Kamis, (21/5/2020).
Jansen lantas meminta agar ke depan, hal ini dapat menjadi pelajaran bagi seluruh pihak. Dari pada mengadakan konser alangkah baiknya, MPR termasuk DPR mengawasi pemerintah dalam mengelola keuangan negara.
“Lebih baik MPR bersama DPR itu fokus ngawasi kinerja Pemerintah saja. Ratusan triliun uang rakyat mereka kelola. Karena tak semua punya kewenangan melakukan,” ungkap Jansen.
Meski demikian, Jansen mengaku, setuju agar M Nuh sang pemenang lelang dapat. Jansen mengaku kasihan dengan nasib M Nuh.
“Walau kurang setuju konsernya, tapi saya setuju yang disampaikan Mas Bamsoet, lepaskan ajalah Pak Nuh. Kasihan,” tegas Jansen.
Sebelumnya, beredar kabar pengusaha pemenang lelang motor listrik Gesits milik Presiden Jokow Widodo sebesar Rp 2,5 miliar ditangkap Polda Jambi.
Polda Jambi sendiri sudah memberikan klarifikasi dalam keterangan tertulisnya, M Nuh mengaku kaget dan heran lantaran mesti membayar uang lelang Rp 2,5 miliar.
M Nuh ditagih untuk segera membayar, hal ini membuatnya ketakutan dan datang ke polisi untuk minta perlindungan.
Konser Amal Berbagi Kasih Bersama Bimbo, Bersatu Melawan Corona disiarkan langsung di TVRI pada Minggu, 17 Mei 2020. Konser ini diselenggarakan lintas lembaga yakni BPIB, MPR, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 BNPB.
Dalam acara itu terdapat sejumlah artis yang menerima telepon dari para donatur maupun peserta lelang motor. Dari telepon yang masuk M Nuh dinyatakan sebagai pemenang lelang.
Laporan: Muhammad Lutfi