KedaiPena.Com – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumut mengecam aksi represifitas yang dilakukan oleh oknum TNI AU dan Paskhas dalam sengketa lahan dengan warga Sari Rejo.
“Banyak yang jadi korban, kita lihat ibu-ibu juga ada yang dipukuli, bahkan ada anak yang kita pandang masih dibawa umur juga dipukuli. Secara membabi buta TNI AU melakukan sweeping mengejar warga,” kata Staf Advokasi KontraS Sumut, Ronal saat membeberkan kronologis tindakan brutal TNI AU saat bentrok dengan warga di di sekretariat KontraS Sumut, Senin (15/8) malam.
Menurut Ronal, pihaknya menyayangkan tindakan aparat kepolisian yang terkesan melakukan pembiaran saat bentrokan. “KontraS menyayangkan, tidak ada upaya kepolisian untuk menenangkan situasi,” tukasnya.
Ronal yang mengaku saat bentrokan juga berada di lokasi bentrokan bersama Camat Medan Polonia sudah meminta TNI AU untuk menahan diri untuk tidak melakukan penyerangan ke masyarakat. Namun sayangnya, permintaan Camat Medan Polonia tidak digubris. “Malah mereka semakin membabi buta mengejar warga,” ungkap Ronal.
Kesewenang-wenangan TNI AU pun dianggap terlalu berlebihan. Karena menurut Ronal, TNI AU sampai melakukan sweeping ke rumah warga. Bahkan dari informasi yang berhasil dikumpulkannya, ada prajurit TNI AU yang mengejar warga hingga ke mesjid.
Atas hal tersebut, lanjut Ronal, pihaknya mendesak Panglima TNI untuk mengevaluasi tindakan arogan TNI AU tersebut. “Kita anggap tindakan arogan TNI AU sangat tidak manusiawi,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, bentrokan antara warga Sari Rejo dan personil TNI AU di Polonia kembali pecah. Bentrokan itu diduga dipicu adanya pengukuran lahan yang dilakukan oleh personil TNI di lahan yang juga di klaim sebagai milik warga.
Selain jatuhnya korban luka serius sejumlah warga, dua awak Jurnalis juga menjadi sasaran amuk sejumlah oknum TNI AU. Masing-masing Andri Syafrin dari MNC dan seorang jurnalis Tribun Medan, Array Argus yang saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Mitra Sejati.
(Iam/ Dom)