KedaiPena.Com – Pernyataan kontradiksi antara Kadis Pendidikan Tapteng Delta Pasaribu dan Pj Bupati Tapteng, Bukit Tambunan terlihat jelas saat keduanya dikonfirmasi terkait sarana pendidikan di Pulau Mursala.
Bukit Tambunan mengaku dirinya telah memerintahkan Kadis Pendidikan Delta Pasaribu untuk melakukan pendataan terhadap anak-anak di pulau tersebut.
“Enggak sudah, di data dulu, ada dulu proses P APBD, nanti pak kadis pendidikan (yang tangani-red),†ucap Bukit saat ditemui wartawan usai mengikuti Hari Anak Nasional di GOR Pandan, Kamis (18/5).
Bukit juga mengaku bahwa dirinya telah menekankan agar Dinas Pendidikan memberikan penanganan yang serius terhadap anak-anak di Pulau Mursala. “Saya sudah sampaikan supaya hal-hal seperti itu betul-betul ditangani,†katanya.
Diakhir pernyataannya, Bukit agaknya mensinyalkan adanya harapan pengadaan sarana pendidikan di pulau Mursala akan dilakukan. “Mereka (Dinas Pendidikan) sudah turun ke lapangan, tentunya kita harus bersabar, karena proses penanganan anggaran itu kan di APBD,†kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Kadis Pendidikan menilai bahwa di daerah kepulauan Mursala tidak terdapat pemukiman masyarakat. Karena itu, pihaknya tidak akan membangun sarana pendidikan kepada anak-anak di pulau tersebut.
“Sama kami juga sudah diminta (membangun sarana pendidikan di Mursala), tapi tegas dalam forum ini, Pemkab Tapteng belum mampu membangun pendidikan di daerah non pemukiman, jadi kalau mau disalahkan pemerintah belum mampu, ya betul,†ucap Delta.
Delta beralasan bahwa bukan layanan pendidikan tidak diberikan kepada anak-anak secara menyeluruh termasuk di Pulau Mursala. Tapi, alasan kategori geografis, pelayanan pendidikan itu tidak dapat diberikan.
“Bukan anak-anaknya, lokasi layanan, tertinggal, terpencil, terluar, terpencar. Misalkan di daerah Danau pandan, kategori apa itu? Terluar, adakah layanan pendidikan disitu? Ada, adakah yang tidak tertampung, ada, iya,†jelas Delta.
Sementara itu, saat disinggung apakah ada program yang akan dilakukan pihaknya untuk mendekatkan anak-anak yang belum tersentuh pendidikan misalnya di Pulau Mursala agar mendapatkan akses pendidikan, Delta mengakui itu tidak akan dilakukan, karena itu bukanlah konsep yang sedang dibangun oleh Pemkab Tapteng.
“Sekali lagi konsep pemerintah di Tapteng membangun layanan pendidikan di daerah pemukiman, bukan di daerah gunung, hutan, Tapteng belum seperti itu. Adakah daerah lain yang seperti itu? Ada kalimantan, guru berkunjung ke lokasi, bukan gedungnya dibangun, tapi gurunya,†kata dia.
Ditanyakan apakah pernyataannya tersebut memaksudkan agar masyarakatlah yang mendekatkan diri dengan pemukiman, Delta mengakuinya.
“Pendidikan berharap masyarakat tinggal di daerah pemukiman, ketika pemukiman sudah jelas dibangunlah layanan pendidikan, apa itu, bisa TK, PAUD, SD, bisa SMP,†katanya.
Disebutkan bahwa masyarakat juga punya alasan logis memilih tinggal di daerah-daerah terpencil, yakni diantaranya alasan pekerjaan dan kehidupan, Delta mengaku itu bukanlah urusan pendidikan.
“Soal mereka tinggal di hutan bukan urusan pendidikan, urusan sosial,†ucapnya.
Sementara itu, saat disinggung kembali bahwa sebenarnya di kawasan pulau Mursala dahulunya pernah dibangun sarana pendidikan dimana masyarakat bermukim, Delta mengelak dan mengatakan bahwa masyarakat di Pulau Mursala dan sekitarnya hanyalah penduduk semi nomaden dan tidak menetap secara permanen.
“Dulu ada masyarakat semi nomaden, masyarakat ini konsep awal tinggal disini, tapi ternyata tidak permanen, sepanjang seperti itu, mohon maaf Tapteng belum membangun pendidikan di daerah nomaden. Kondisinya begini, biar kita fair, siswanya kadang ada kadang tidak, kemana masyarakatnya? Ketika orangtua pindah lokasi, anaknya pindah,†katanya.
Kembali diingatkan bahwa di kawasan pulau Mursala dan Sitaban Barat terdapat pemukiman masyarakat, Delta agaknya mengaku tak mengetahuinya. “Saya tidak tahu persis dimananya?†kata dia.
Laporan: Dom