KedaiPena.Com – Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) telah mengupayakan berbagai cara dalam rangka melakukan konservasi sampah. Di antaranya adalah melakukan pengecekan ketat terhadap barang bawaan pendaki sebelum melakukan pendakian.
“Kita punya aula, kita kumpulkan para pendaki di sana. Apa yang dibawa, supermie berapa, cokelatnya berapa, minuman dalam kemasan dan lain-lain berapa. Lalu semua itu kita catat, pulangnya, sampahnya harus ada juga,” kata Kepala TNBTS, John Kennedy dalam diskusi ‘Gunung Bukan Tempat Sampah’ di Malang, belum lama ini.
Kalau ada pendaki yang tidak membawa turun sampah sesuai dengan yang dibawa saat berangkat, akan ada sanksi sosial. Pendaki itu difoto, dan dicatat ke dalam ‘blacklist’.
“Sementara kalau membawa sampah lebih, kita kasih bonus. Ke depan, kepada teman-teman yang jual souvenir, ya memberilah buat yang membawa sampah lebih,” kata dia sembari menuturkan hal tersebut masih dalam wacana.
Tapi masalah tidak berhenti sampai di situ. Saat semua sudah dicatat, lalu kemudian pendaki itu belanja lagi. Nah, sampah yang dibawa turun, itu yang dicatat di aula.
“Makanya ini yang membuat para relawan itu kembali opsih. Sampah itu dalam satu hari bisa mencapai dua ton,” imbuh dia.
Masih kata John, ketika dibawa turun pendaki, sampah ditaruh di TPS Pos Perizinan Ranu Pani. Lalu dibuang ke Malang.
“Meski lucu juga, sampah dari Lumajang, tapi dibuangnya ke Malang,” tandas dia.
Laporan: KedaiKreatif