KedaiPena.Com – Kongres Filipina melalui sidang istimewa menyetujui usul Presiden Rodrigo Duterte soal perpanjangan masa darurat militer di kawasan selatan hingga 31 Desember 2017, Sabtu (22/7) waktu setempat.
Meski pemungutan suara berjalan lancar karena koalisi Duterte menguasai mayoritas kursi Parlemen, namun oposisi tetap mempertanyakan keperluan darurat militer di seluruh Mindanao. Soalnya, pertempuran cuma terjadi di Kota Marawi.
“Saya khawatir rencana memperpanjang darurat militer di Mindanao akan membuka jalan status serupa untuk seluruh Filipina,” ujar politikus oposisi Senator Risa Hontiveros, sebelum status darurat militer disetujui kongres.
Adapun dalih pemerintah mengajukan perpanjangan darurat militer, sebagaimana presentasi sebelum pemungutan suara (voting), karena menyamakan perang di Marawi seperti upaya Irak merebut kembali Mosul dari tangan ISIS.
Dalam presentasi tersebut, juga berdalih Marawi berpotensi menjadi magnet bagi militan asing yang bertempur di Suriah dan Irak.
Mayoritas kombatan di Marawi, lanjut bunyi presentasi itu, sekarang berstatus buron dan sekira 90 orang diantaranya berhasil pergi dan bergabung dengan kelompok lain untuk menggelar serangan besar.
Pemerintah berkeyakinan, milis Maute yang berafiliasi dengan ISIS merencanakan serangan di kota-kota lain Mindanao, mengingat jumlahnya masih mencapai seribu orang dan menyandera 23 warga.