KedaiPena.com – Konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina dinyatakan mampu berdampak pada pergerakan bursa saham hingga produk yang memiliki nilai ekonomi jenis lainnya pada tatanan global. Misalnya pada proyeksi harga minyak mentah maupun harga gas di Eropa yang jalurnya melewati wilayah Ukraina.
Direktur Riset CORE Indonesia Pitter Abdullah menyampaikan harapannya, apa yang terjadi antara Rusia dan Ukraina tidak akan memicu ketegangan yang lebih lanjut, apalagi jika sampai terjadi peperangan.
“Saya melihat, Rusia tak ingin menguasai Ukraina. Hanya ingin menunjukkan posisi tawar Rusia dalam konteks global. Termasuk, fakta bahwa sumber energi Eropa berasal dari wilayah pecahan Uni Soviet,” kata Pitter dalam satu acara online, Kamis (17/2/2022).
Jika kontak fisik terjadi, maka akan terjadi gangguan pada supply chain. Terutama dalam bidang energi ke Eropa.
“Jika kekurangan pasokan, maka harga pasti akan meningkat. Bisa sebagai akibat suplai yang terbatas dan karena ekspektasi yang tinggi,” ungkapnya.
Tentunya, permasalahan energi ini akan berdampak pada inflasi dan proyeksi pertumbuhan ekonomi di tatanan global.
“Bagi Indonesia sendiri, walaupun terjadi kenaikan harga pada komoditas terkait energi, tak akan berpengaruh banyak. Karena harganya naik tapi kan permintaannya menurun. Jika perang terjadi, maka kedua negara tersebut akan lebih berfokus pada komponen pendukung militer dan pabrik akan berhenti beroperasi. Jadi ya tidak banyak perubahan,” papar Pitter.
Tercatat kinerja ekspor Indonesia ke Rusia pada mengalami peningkatan, yaitu 110,1 juta Dollar Amerika pada Januari 2021 menjadi 176,5 juta Dollar Amerika pada Januari 2022 atau setara 60,29 persen.
Adapun tiga barang utama yang menjadi ekspor unggulan Indonesia ke Rusia adalah lemak dan minyak hewan nabati, karet dan barang dari karet serta alas kaki.
Sementara, ekspor Indonesia ke Ukraina tercatat menurun, yaitu 55 juta Dollar Amerika pada Januari 2021 menjadi 5,4 juta Dollar Amerika pada Januari 2022. Dengan komoditas ekspor unggulan adalah lemak dan hewan minyak nabati, alas kaki, kertas karton dan sejenis serta kakao dan olahannya.
Laporan: Natasha