KedaiPena.com – Dampak konflik Rusia Ukraina yang mengganggu distribusi energi dan pangan, membuka potensi banyak negara kembali beralih ke sumber energi berbasis batu bara. Hal ini dapat dimaknai, sebagai langkah mundur bagi implementasi energi terbarukan.
Direktur Eksekutif, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad menyatakan dengan kondisi yang terjadi saat ini, kebijakan terkait energi terbarukan bisa saja ditiadakan untuk tahun 2022.
“Kebijakan untuk EBT (Energi Baru Terbarukan, red) tampaknya tahun ini dimaklumi, untuk ditiadakan,” kata Tauhid, Kamis (28/7/2022).
Hal ini didasarkan fakta bahwa banyak negara yang membutuhkan batu bara sebagai pengganti minyak dan gas.
“Batu bara saat ini sedang dibutuhkan oleh banyak negara dunia. Bukan hanya oleh Indonesia, yang membutuhkannya untuk menambal APBN. Karena itu, EBT kemungkinan akan terhambat,” ucapnya.
Dalam beberapa media asing dinyatakan, negara-negara Eropa dan Amerika Serikat mulai mencari alternatif suplier energi untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Laporan: Ranny Supusepa