Artikel ini ditulis oleh Sugeng Waras, Mantan Direktur Pendidikan Sesko TNI, Purnawirawan TNI AD.
Biar habis air mata membanjir bandang , biar berjuta juta senyum merekah berhamburan, biar pinggang membengkak meradang merunduk runduk, biar bibir ndower ewer ewer, merengek rengek dan biar memuji muji setinggi langit hanya satu jawabanya PHP (Pemberi Harapan Palsu) dari bos besar palsu, tak kan ada harapan kerjasama dan tumpuan darinya, itulah kemenangan dan alasan politik.
Dukungan Jokowi atas doa dan restu terhadap pencapresan Ganjar Pranowo dari pede ipeh merupakan jawaban menohok atas segala upaya Prabowo mendekat dan merangkul Jokowi sang Presiden yang penuh teka-teki dan licik, di sinilah terbuktinya Si Cerdas bisa dilumpuhkan oleh Si Cerdik.
Diam-diam, senyap dan halus, dipoles mencari ramai di tempat sunyi dan sembunyi di tempat gaduh, akhirnya si licik itu menampakkan aroma busuk aslinya dimuntahkan dalam sikap dan jawaban menohok, yang dengan tegas dan meyakinkan mendukung, mengusung dan mengarahkan tongkat komandonya kepada Ganjar Pranowo gubernur Jawa Tengah yang pernah dikerubungi sembilan Taipan Cina serta hoby film porno sejak kecil
Kini bangsa Indonesia harus paham dan sadar betapa berliuk liuknya politik, politik negara yang dijabarkan dalam politik politik praktis yang menghalalkan segala akal dan cara meski menjauhkan dari akhlaq dan adab yang penting menang dan tercapai.
Namun semuanya belum final, belum berakhir, sandiwara panjang seperti tidak membutuhkan umat muslim, memusuhi ulama, mengolok olok Islam, tutup pesantren seluruh pelosok dan pedalaman Indonesia, benci pengajian, risih dengar adzan, pisahkan agama dengan politik, melihat porno tidak bisa disalahkan, semuanya masih, sedang dan terus berlalu yang perlu disikapi dan padam lenyapkan.
Masih ingin Indonesia berubah dan lebih baik?
Hanya satu terbaik, pilihan rakyat pada pemilu 2024 nanti, pilih pasangan Capres dan cawapres yang ulet dan teguh, bersih dan berwibawa yang mencerminkan berpikir dan bersikap positif, berkualitas; santun dan menyejukkan, tidak obral diri, tidak jual murah diri, tidak cengeng, tidak merengek rengek dan berpura pura, konsisten; konsekwen dalam mewujudkan urun angan menjadi turun tangan, yang membuktikan pernyataan menjadi kenyataan, tidak cenderung membuat gaduh, teka teki dan ancaman, yang sejuk , yang nyaman, yang membuat sejahtera dan berkeadilan.
Di sisi lain mengantisipasi kecurangan yang sangat mungkin lebih hebat dari pada pemilu sebelumnya, dengan berbekal satu niat, bulatkan tekad sebagai hasil kombinasi, degradasi dan keseimbangan Iman, Ilmu dan Taqwa marilah kita cermati dan tindak lanjuti segala kemungkinan kecurangan yang akan terjadi terutama dalam sistim tehnologi komunikasi ITE yang dapat menyesatkan, mengacaukan dan memutar balik data dan fakta dilapangan yang dapat merugikan dan memporak porandakan harapan kita semua.
Tidak perlu disesali, nasi sudah menjadi bubur, harapan tinggal harapan, paling bakal calon bisa meningkat jadi calon, yang lebih utama adalah jiwa patriot untuk tetap dan terus bangkit tanpa pura-pura.
Tegakkan kejujuran, kebenaran dan keadilan untuk memadamkan dan melenyapkan bentuk, jenis dan sifat kebusukan, kecurangan dan ketegaan guna memperoleh kemenangan.
Yang pasti 85 persen umat Islam Indonesia sangat mengharapkan situasi dan kondisi yang Nasionalis religius, yang benar benar melaksanakan keseimbangan lahir bathin, dunia akhirat, menghargai dan menghormati sesama sertamemedomani managemen dan kepemimpinan lapangan yang mumpuni.
Bandung, 24 April 2023.
[***]