KedaiPena.Com – Criminal Law Student Assosiation (CLSA) Fakultas Hukum Untirta bersama Komunitas Relawan Banten, Haji Rocker Foundation, Padepokan Kupi, dan Duta Damai memberikan treatment trauma healing terhadap anak-anak di tiga kampung yang terdampak bencana banjir akibat tingginya curah hhujan beberapa waktu lalu
Tiga kampung yang terendam banjir tersebut adalah Kampung Wanti, Talagasari dan Kadujangkung, kecamatan Leuwi Damar, kabupaten Lebak-Banten.
Koordinator lapangan kegiatan trauma healing, Aliyth Prakarsa mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari pemenuhan hak anak-anak yang menjadi prioritas dalam penanganan bencana.
“Dalam Undang-undang Perlindungan Anak, anak dalam lokasi bencana diperlukan perlindungan khusus, diantaranya psycho social. Meskipun Trauma healing ini bagian terkecil dari psycho social sebagai tahapan recovery dalam siklus manajemen kebencanaan,” ucap Aliyth begitu dirinya disapa dalam keterangannya, Selasa (15/12/2020).
Selanjutnya, ia mengatakan, pihaknya bergerak untuk dapat memulihkan secara psikososial, agar anak-anak dapat kembali ceria.
“Kami bergerak di bidang pemulihan secara psikososial, yaitu menjaga agar anak-anak penyintas tidak trauma akibat bencana yang dialaminya dan kembali ceria.” tambahnya.
Dirinya menyampaikan kegiatan trauma hiling tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan, baik pengukuran suhu tubuh, menggunakan masker dan juga menggunakan hand sanitizer.
Setelah melalui proses standar protokol kesehatan, tim relawan mengajak anak-anak bermain bersama seperti bernyanyi, bercerita melalui menggambar, menulis surat harapan kepada para pemimpin Negara, dan melakukan permainan lain yang tetap menjaga jarak satu sama lain.
“Sekalipun bentuknya permainan, namun yang dilakukan oleh para relawan sejatinya adalah pendidikan dini manajemen kebencanaan. Dibalut lewat permainan, diharapkan masuk dalam alam sadar anak-anak penyintas agar mereka pun turut siaga bencana.” tuturnya.
Diketahui kegiatan Trauma Healing dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Lebak. Sekolah tersebut menjadi pilihan untuk dilakukan Trauma Healing karena hampir semua siswa di sekolah tersebut terdampak banjir. Dari 384 siswa, terdapat 226 siswa yang kampung tempat tinggalnya terdampak banjir.
Sementara itu, Dekan fakultas Hukum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Agus Prihartono mengapresiasi kegiatan trauma hiling tersebut yang melibatkan mahasiswanya, dan dirinya menghimbau kepada seluruh relawan agar tetap menerapkan protokol kesehatan
“Saya menghimbau kepada para relawan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dan setelah sampai di rumah kalian semua membersihkan badannya masing-masing sebelum berbincang dengan keluarga. Pandemi jangan menghalangi untuk tetap berbuat baik tetapi tetap harus jaga diri, jaga keluarga dan jaga lingkungan.” ujar Agus begitu dirinya di sapa.
Selain itu, Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan Fakultas Hukum Untirta, Rena Yulia menyampaikan kegiatan trauma healing tersebut bukanlah hal pertama kali lakukan oleh komunitas relawan ini, dalam beberapa tahun terakhir, dan dirinya mengatakan pihaknya fokus pada bantuan psikososial anak penyintas bencana.
“Peran ini jarang orang ambil, oleh karenanya sebagai bentuk pengabdian pada masyarakat dari Perguruan Tinggi, kami sangat mendukung mahasiswa kami melakukan kegiatan kemanusiaan semacam ini. Semoga bisa bermanfaat bagi masyarakat.” ucap Rena.
Laporan: Muhammad Lutfi