KedaiPena.Com – Sarinah bersama dengan Yayasan Batik Indonesia menggelar peringatan Hari Batik di gedung mereka, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu pagi (2/10). Sarinah melakukan ini karena mereka memiliki peran penting untuk memajukan ‘heritage’ termasuk batik.
Demikian disampaikan Direktur Utama PT Sarinah Handriani Tjatur Setijowati saat berbincang dengan KedaiPena.Com di kantornya, tadi pagi.
Acara ini, sambung dia, diselenggarakan untuk meramaikan peringatan Hari Batik, agar ‘awarness’ masyarakat terhadap batik semakin besar dan holistik. Sebab, batik adalah ‘heritage’ Indonesia yang diakui dunia. Ini harus dipertahankan secara keseluruhan dan turun temurun.
Untuk diketahui, Batik Indonesia secara resmi diakui UNESCO dengan dimasukkan ke dalam Daftar Representatif sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) dalam Sidang ke-4 Komite Antar-Pemerintah (Fourth Session of the Intergovernmental Committee) tentang Warisan Budaya Tak-Benda di Abu Dhabi pada tahun 2009.
Sarinah yang diresmikan oleh Presiden RI pertama, Soekarno pada 15 Agustus 1966, tidak hanya melakukan kegiatan seremonial saja dalam melestarikan batik. BUMN yang mengambil nama perempuan yang menginspirasi Bung Karno ini, melakukan langkah konkret sejak jauh-jauh hari.
Caranya, dengan mengutamakan batik tulis, cap dan campuran di gerai mereka. Sebab, kalau batik ‘printing’ dibuat perusahaan besar yang ‘branded’. Biasanya, perusahaan itu hanya mengejar profit belaka.
“Kami mengutamakan karya pengrajin, supaya mereka dapat kompensasi yang wajar atas hasil karyanya, dimana tidak ada duplikasi. Setiap batik unik dan ekslusif, dan itu yang harus dihargai,” tegas dia.
“Secara nominal, karena kami BUMN, memang mencari keuntungan, tapi kita ada saham negara. Jadi, tidak hanya margin yang diutamakan, tapi juga melestarikan ‘heritage’. Sarinah itu ‘windows of Indonesia. Jadi semua heritage di Indonesia, diusahakan ada di Sarinah,” tandas dia.
(Prw)