KedaiPena.Com- Anggota Komisi VIII DPR RI Abdul Wachid membeberkan sejumlah persoalan krusial yang terjadi dalam pelaksanaan ibadah haji tahun 2023. Ia mengungkapkan persoalan itu mulai dari katering, pemondokan, transportasi hingga pelayanan kesehatan terhadap para jemaah haji Indonesia saat ini.
Dalam pemantauannya, kata dia, Komisi VIII DPR RI menganggap bahwa sistem pelayanan, penyediaan makanan yang didapatkan jemaah haji masih jauh dari kata ideal atau masih banyak kekurangan.
“Kami dari Komisi 8 DPR RI sebagai Tim Pengawasan Haji tahun 2023 saat melakukan monitoring, kami menemukan sejumlah persoalan serius mulai soal Katering, Pemondokan Transportasi dan lainnya,” ungkap Abdul Wachid kepada wartawan, Sabtu (24/06/2023).
Khusus soal katering misalnya, Wachid menjelaskan, ada beberapa persoalan terkait hal itu yang harus dibenahi dan diselesaikan untuk kenyamanan para jemaah haji.
“Terutama masalah gizi dan ketepatan droping makanan di Pemondokan dan kualitas makanan serta rasa nusantara yang harus diperhatikan,” terang Wachid.
Menurutnya, jenis makanan yang sesuai selera jemaah haji menjadi sangat penting mengingat para jemaah haji membutuhkan stamina prima dalam menjalankan ibadahnya.
“Karena jemaah haji membutuhkan fisik yang kuat jadi gizi makanan para jemaah harus diutamakan. Jangan sampai para jemaah mudah sakit gara-gara makanan,” papar dia.
Selain itu, Wachid juga menekankan agar hunian bagi para jemaah haji juga mesti diperhatikan mulai dari jarak hingga kebersihannya.
“Juga pemondokan yang bagus dan tidak jauh dari masjidil Haram serta Armuzna (Arofah, Muzdalifah, Mina) mendapatkan kemah yang baik dengan sanitasi yang benar-benar tersedia dengan baik. Semoga jemaah pulang selamat menyandang haji mabrur,” ucap Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah (Jateng) itu.
Dan yang terpenting juga, kata dia, jemaah dengan kategori lanjut usia mesti mendapatkan perhatian lebih terutama terkait pelayanan kesehatan dan pendampingan saat mereka melakukan ibadah wukuf.
“Masalah jemaah Lansia harus ada pengawasan dan tindakan khusus terutama saat pelaksanaan ibadah di Arofah Muzdalifah, Mina. Terutama tenaga medis dan para petugas jemaah haji. Jangan sampai jemaah lansia yang sakit tidak bisa ke Arofah. Jemaah lansia sakit wajib beribadah wukuf di Arofah,” tegasnya.
Wachid mengingatkan, perhatian lebih mesti diberikan kepada para jemaah haji lansia sebab dalam praktik dilapangan, Komisi VIII DPR RI mendapatkan sejumlah laporan dan keluhan bahwa ketersediaan obat-obatan yang diperlukan bagi para jemaah haji lansia kurang memadai.
“Kami melakukan pengawasan penuh terhadap para jamaah lansia terutama yang sakit. Tim medis mengeluh kekurangan Obat flu, batuk dan antibiotik,” pungkasnya.
Laporan: Tim Kedai Pena