KedaiPena.com – Komisi VI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan tiga dirut bank BUMN yakni Mandiri, BNI dan BRI.Â
Adapun agenda rapat sendiri membahas evaluasi peminjaman uang ketiga bank BUMN dari China Development Bank (CDB).Â
Dalam rapat tersebut, sejumlah anggota Komisi VI DPR RI mempertanyakan realisasi penggunaan pinjaman uang dari CDB oleh tiga bank plat merah.
“Bank melakukan pinjaman itu hal yang biasa, cuma penggunaannya tentu saja didasari ‘production banking’ begitu, tingkat kehati-hatian bank. Tapi negara ini sedang disibukkan pembangunan infrastruktur, di situlah sebenarnya yang diinginkan menteri BUMN bahwa dana pinjaman bank itu banyak dioptimalkan untuk akselerasi infrastruktur itu,” kata Farid Al Fauzi, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI di ruang rapat Komisi VI Komplek Parlemen Jakarta, Senin (29/8).Â
Sementara itu, anggota Komisi VI dari Fraksi Gerindra Bambang Haryo Soekartono mengingatkan bahwa menambah utang di tengah kondisi fiskal negara sedang tidak optimal, harus hati-hati.Â
“Utang negara kita kepada asing udah Rp4.300 triliun, nanti tambah banyak utang kita,” tandas dia.Â
Tak hanya itu, Bambang pun mempertanyakan penggunaan dana pinjaman dari CDB tersebut yang tidak menyentuh program padat karya, tapi justru lebih menitik beratkan pada pembangunan infrastruktur. ‎Serta rencana ketiga bank BUMN tersebut kembali melakukan pinjaman pada CDB.Â
“Dana pinjaman berikutnya kapan dan jumlahnya berapa? Pinjaman yang ada saja gak dialokasikan ke pangan, tapi ke infrastruktur, tidak juga ke program pemerintah seperti pariwista,” ketus dia.
(Prw/Apit)‎