KedaiPena.com – Komisi IX mendorong dan mendukung pemerintah untuk melakukan pelayanan dan penetapan anggaran dalam rangka pengentasan penyakit Tuberculosis. Dan Komisi IX juga mendorong semua pihak untuk bahu membahu dan bergotong royong agar pencegahan dan penanganan publik menjadi isu utama di masyarakat, seperti halnya saat penanganan COVID.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Fraksi Partai Golkar, Emanuel Melkiades Laka Lena menyampaikan Tuberculosis haruslah disikapi secara serius oleh pemerintah.
“Karena saat ini, TB termasuk penyakit menular yang menyebabkan kematian tinggi di Indonesia dalam skala global. Terkadang Indonesia yang nomor 1, kadang-kadang nomor 2. Jadi India, Indonesia, China,” kata Melki, dalam Diskusi P3S, Senin (5/6/2023).
Ia menyatakan sejauh ini tingkat pengobatan pasien TB saat ini belum lah 100 persen dari total kasus yang ditemukan. Selain itu, tingkat penemuan kasus juga masih rendah dan juga terdapat kasus resisten obat.
“Sudah ada komitmen pemerintah untuk pengentasan TB melalui Perpres 67 tahun 2021 dan strategi penanggulangannya juga sudah disampaikan. Harapannya, bisa memenuhi target pada tahun 2030 yaitu 65 per 100 ribu dan pada tahun 2060 bisa dituntaskan,” ucapnya.
Melki mengharapkan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dapat mengadopsi beberapa terobosan yang dilakukan oleh negara lain dan mengadaptasinya dengan kondisi di Indonesia.
“Yang paling penting adalah menemukan pasien TB, melakukan pengecekan dan memberikan pengobatan secara tepat. Jadi harus terbuka Sistem pengobatannya dan masuk hingga skala terkecil, yaitu RT. Setiap RT harus tahu warganya apakah terkena TB atau tidak,” ucapnya lagi.
Ia menyatakan harapannya, dengan belajar pada kasus COVID, pelayanan dan pencegahan TB dapat dilakukan secara masif dan menyentuh hingga tingkat terkecil masyarakat.
“Dan yang paling penting adalah promosi Kesehatan, yang bisa dilakukan secara bersama oleh pemerintah, petugas kesehatan, organisasi profesi, komunitas maupun pemerhati kesehatan agar masyarakat dapat memahami secara baik tentang penyakit ini dan faktor risikonya sehingga bisa menghindari paparan TB,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa