KedaiPena.Com – Puluhan mahasiswa dari berbagai universitas yang tergabung di dalam Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia (Komando) mendatangi kantor Komisi Nasional Hak Asas Manusia (Komnas Ham).
Kedatangan mereka bertujuan untuk melakukan audiensi dan permohonan pengaduan agar para civitas akademika perguruan tinggi bersikap adil kepada peserta didiknya.
Humas Komando Surya Hakim mengatakan, bahwa kedatangan mahasiswa sendiri bertujuan agar trah mahasiswa sebagai kaum intelektual tidak dimatikan oleh pihak kampus. Apalagi mahasiswa memiliki peran dan fungsi sebagai ‘agent of change’ serta kontrol sosial.
“Terbukti bahwa banyak mahasiswa yang didiskriminasi dan diskriminalisasi. Sejatinya mereka adalah mahasiswa- mahasiswa yang aktif dalam menjalankan nilai-nilai tridharma perguruan tinggi,” imbuh dia dalam keterangan kepada KedaiPena.Com, ditulis Kamis (15/2/2018).
“Kasus-kasus seperti yang dialami Anggit Dwi Parkoso, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pamulang, Andri Tulus Sianturi (Ibas) mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Deski Danu Aji mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pancasakti (UPS), Roni Setiawan mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta (UNJ), merupakan segelintir mahasiswa yang dikriminalisasi,” sambung dia.
Dia pun menjelaskan, mahasiswa yang menjadi korban diskriminasi dan kriminalisasi telah membuktikan bahwa ada upaya dari rezim Presiden Jokowi yang ingin kembali membawa mahasiswa kepada konsep Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) dan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK).
Diketahui, Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) dan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK) merupakan konsep yang dituangkan dalam surat keputusan No.0156/U/1978, tertanggal 19 April 1978. Konsep NKK/BKK pada dasarnya bertujuan untuk menormalkan kembali kampus sebagai lembaga ilmiah.
Namun demikian, konsep NKK dan BKK yang digagas di era Presiden Soeharto malah menjadi awal dari depolitisasi kampus di Indonesia. NKK/BKK sama sekali tidak memberi kesempatan bagi berkembangnya kreativitas mahasiswa.
“Hal tersebut harus dihalau, mengingat mahasiswa adalah pemimpin strategis bangsa. Gerakan mahasiswa merupakan tonggak penyusunan gagasan dan naskah akademik masa depan bangsa,” pungkas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh