KedaiPena.Com – Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia (Komando) Jakarta Selatan mengatakan ada 11 orang barisannya hilang kontak pasca bentrok dengan polisi di bawah Jembatan Semanggi, Jakarta, Kamis malam (8/10/2020).
“11 orang belum kami dapatkan kabarnya,” ujar Presidium Komando Jakarta Selatan Surya Hakim Lubis dalam keterangannya, Jumat (9/10/2020).
11 orang itu adalah:
1. Ade Ramli, mahasiswa Universitas Muhamadiyah Jakarta (UMJ).
2. M. Ali Ridho, mahasiswa UMJ.
3. Fakhir Naufal, mahasiswa UMJ.
4. Arabi Hadi Pratama, mahasiswa UMJ.
5. Sayudi Alimun Hakim, mahasiswa UMJ.
6. Rayhan Akbar, mahasiswa UMJ.
7. Drajat Fahrudin Setyo Nugroho, mahasiswa UMJ.
8. Jordi Satriadi, mahasiswa UMJ.
9. Ahmad Rafi Rizqullah, mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).
10. Luki Reza, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah.
11. Fajar Adi Saputra, pelajar SMA PGRI 56 Ciputat.
Sementara untuk korban luka, Hogay, sapaannya mengatakan, ada dua orang. Mereka adalah Ridho Budi Prasoja dan Farid Darmawan. Keduanya mahasiswa FISIP dan UMJ, mengalami luka di tangan dan kepala.
“Kita mengecam keras tindakan represif dari aparat kepolisian dalam menangani demonstrasi menolak disahkannya UU Omnibus Law Cipta Kerja,” tegas Hogay.
Apalagi, Polri selain melakukan tindakan represif terhadap mahasiswa, juga melakukannya kepada elemen masyarakat lainnya.
“Di mana titik evakuasi kita di Kampung Lauser, Kebayoran Baru turut ditembaki gas air mata,” sambungnya.
Komando Jaksel pun mengingatkan kepada Polri untuk taat kepada tribrata dan berkarakter layaknya Jenderal Hoegeng. Bahwa Polri, lanjut dia, harus menjadi pengayom rakyat.
Selain itu, Komando Jaksel juga menyatakan solidaritas terhadap seluruh mahasiswa, pemuda, wartawan, buruh, pelajar dan elemen masyarakat lainya yang mendapat tindak represif dari aparat.
“Termasuk di antaranya rekan kita wartawan MerahPutih.Com, Ponco Sulaksono yang sempat hilang kemarin dan kini ditahan di Polda Metro Jaya,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi