KedaiPena.Com – Tokoh Front Pembela Islam (FPI), Habib Novel Chaidir Bamukmin menilai, tewasnya Komandan Brigade Pengurus Pusat Persatuan Islam (PP Persis) H. Prawoto (40) usai dianiaya tetangganya, Asep Maftuh (45) yang diduga mengalami gangguan jiwa sangat tidak wajar.
Peristiwa maut itu terjadi di dekat kediaman Prawoto di Blok Sawah, Kelurahan Cigondewah Kaler, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung pada Kamis (1/2/2018).
Polrestabes Bandung sendiri sudah menangkap penganiaya Komandan Brigade PP Persatuan Islam (Persis) dan menyatakan bahwa pelaku diduga mengalami gangguan jiwa.
Sebelum Prawoto, pengasuh pesantren Al Hidayah Cicalengka Kabupaten Bandung, KH Umar Basri juga babak belur dianiaya oleh seorang yang diduga mengalami gangguan jiwa. Penganiayaan tersebut terjadi 5 hari sebelum tragedi yang menimpa Prawoto.
“Ini ada yang sangat tidak wajar. Kok bisa ya berbarengan dengan para jenderal polisi yang ditunjuk oleh mendagri sebagai plt (pelaksana tugas) gubernur di Jawa Barat dan Sumatera Utara ,” ujar Novel saat dihubungi oleh KedaiPena.Com, Jumat (2/2/2018).
Novel juga menjelaskan bahwa kejadian ini sangat menyisahkan tanda tanya besar lantaran terjadi ditengah pro dan kontra kebijakan mendagri yang ingin menunjuk jendral polisi sebagai pelaksana tugas gubernur.
“Kita penuh tanda tanya yang seakan akan Jawa Barat sudah tidak aman menjelang pilkada dan pilpres penuh dengan gejolak penganiyayaan terhadap tokoh agama,” beber Novel.
Novel pun meyakini bila kejadian ini tidak segera diatasi, maka akan dapat memicu gesekan di masyarakat serta menimbulkan kegaduhan. Rakyat, tegas Novel, akan dapat bertindak lebih jauh bila tidak segera ditangani.
“Saya berharap Polri bekerja dengan profesionalitasnya sebagai pelayan rakyat yang netral tidak ikut campur dalam politik praktis dan jalankan mekanisme hukum yang ada tidak diskriminasi. Agar rakyat nyaman dalam perlindungan para penegak hukum,” tandas Novel.
Laporan: Muhammad Hafidh