KedaiPena.com – Sebagai upaya meningkatkan pendidikan di Madrasah, Kementerian Agama bekerja sama dengan Samsung Electronics Indonesia, untuk menghadirkan proses pembelajaran yang kreatif, inovatif, efisien dan menyenangkan berbasis teknologi.
Melalui kerja sama strategis ini, harapannya dunia pendidikan madrasah akan menemukan momentum kebangkitannya. Madrasah akan memiliki kurikulum dan pembelajaran yang bermutu dan relevan dengan perkembangan zaman, guru berkompetensi tinggi, dan siswa yang diperlengkapi dengan keterampilan abad 21 sehingga memiliki daya saing yang tinggi.
President Samsung Electronics Indonesia, Simon Lee menyatakan Samsung tak akan tinggal diam melihat kondisi generasi muda Indonesia. Dan ia menyatakan bahwa dengan keunggulan teknologi dan inovasi yang dimiliki Samsung, mereka berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat melalui inisiatif sosial yang berfokus pada pengembangan pendidikan dan komunitas.
“Lebih dari 100 ribu siswa, 100 ribu guru, dan lebih dari 100 sekolah dan madrasah, sudah menerima manfaat dari program-program pendidikan Samsung. Kerjasama ini akan menambah lebih banyak penerima manfaat dan mendorong kemajuan pendidikan di sekolah madrasah. Pada akhirnya, para siswa ini akan menjadi pemimpin bangsa, bahkan dunia, yang akan berkontribusi lebih banyak ke masyarakat di masa depan,” kata Lee, melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (10/6/2023).
Disampaikan, kerja sama Samsung dan Kementerian Agama meliputi antara lain penyelarasan kurikulum relevan, pengembangan proses belajar mengajar berbasis elektronik, pengembangan kompetensi guru dan siswa, dan pengembangan materi pelatihan bagi guru dan siswa.
Pelaksanaan seremonial penandatangan kerjasama ini dilakukan bersamaan dengan peresmian fasilitas Samsung Smart Learning Class (SSLC) yang terletak di Madrasah Aliyah Negeri 11 – Jakarta, yang kedepannya diharapkan dapat digunakan secara maksimal untuk proses pembelajaran secara digital.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdani, S.TP, MT, menyatakan di tengah meningkatnya animo masyarakat yang mempercayakan pendidikan putra-putrinya di Madrasah, pemerintah harus meresponsnya dengan menghadirkan teknologi pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
“Kehadiran teknologi diyakini akan mampu mengakselerasi penyelengaraan pendidikan secara efektif dan efisien. Kami menyambut dan mengapresiasi kerja sama antara Samsung dan Kementerian Agama sebagai langkah strategis untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan Madrasah di Indonesia,” kata Ali.
Disampaikan, melalui kerja sama yang akan berlangsung sampai 2025, kedua pihak akan mendorong partisipasi dari semua tingkatan Madrasah untuk program Samsung Smart Learning Class. Dan Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) dalam program-program Samsung Innovation Campus (SIC) dan Samsung Solve for Tomorrow (SSFT).
Program Samsung Smart Learning Class (SSLC) adalah program pengenalan proses belajar-mengajar yang kreatif, inovatif, efisien dan menyenangkan dengan menggunakan teknologi. Dalam program ini, selain pengenalan produk dan teknologi yang digunakan juga akan diberikan pelatihan-pelatihan kepada guru agar dapat dengan fasih dalam proses mengajar dan juga memanfaatkan dan mengembangkan materi ajar digital.
Selanjutnya adalah program Samsung Innovation Campus (SIC) yang didesain untuk memperkuat keterampilan teknologi para peserta dan meningkatkan kesempatan kerja mereka di pasar kerja. Melalui program ini, para siswa akan mendapatkan pembelajaran coding & programming dan IoT, dan/atau AI serta mengembangkan sebuah solusi teknologi untuk menjawab berbagai permasalahan di sekitar mereka.
Kerja sama ini juga meliputi program terbaru Samsung yaitu Samsung Solve for Tomorrow (SSFT), sebuah program belajar dan kompetisi yang unik di bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik dan Matematika). Program ini akan mendorong siswa untuk menemukan solusi kreatif untuk memecahkan tantangan yang muncul dan mengembangkan inovasi nyata untuk mengatasi masalah kehidupan nyata yang mempengaruhi komunitas mereka, meningkatkan partisipasi sukarela mereka dalam masalah sosial sebagai warga dunia.
Laporan: Ranny Supusepa