KedaiPena.com – Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) terlibat dalam giat kampanye edukasi TBC kepada mahasiswa baru tahun ajaran 2023/2024. Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kesehatan Masyarakat USU bersama para peserta magang Campus Leaders Program 7 yang disebut TB Ranger, menjadi edukator bagi 2.620 mahasiswa baru USU yang mengikuti pemeriksaan kesehatan dan screening TBC.
Universitas Sumatera Utara (USU) bersama Bakrie Center Foundation (BCF) berkolaborasi melakukan pemeriksaan kesehatan dan screening TBC bagi mahasiswa baru. Kegiatan ini juga melibatkan Kadin Indonesia, Kadin Daerah Sumatera Utara, Dinas Kesehatan Sumatera Utara, Indonesia Muda untuk Tuberkulosis, Yayasan Mentari Meraki Asa, Kementerian Kesehatan, Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dalam implementasi Program Kolaborasi Multistakeholder & Multiyears dalam Percepatan Eliminasi TBC Sebelum Tahun 2030.
Screening TBC ini juga merupakan giat kampanye yang dilakukan oleh seluruh stakeholders untuk mencegah serta menanggulangi Tuberkulosis yang sebagian besar menyerang masyarakat usia produktif. Menurut data Global TB Report, terdapat kurang lebih 715.000 masyarakat Indonesia berusia 15-64 tahun yang mengidap TBC. Hal ini menurunkan produktivitas masyarakat khususnya usia produktif, sehingga kesejahteraan keluarga akan terganggu.
Informasi mengenai bagaimana mencegah TBC, apa yang harus dilakukan jika terkena TBC, hingga TBC bisa sembuh dengan pengobatan teratur dan disiplin, harus terus disampaikan kepada masyarakat agar penyebaran TBC di kalangan keluarga dan juga masyarakat usia produktif dapat dicegah.
“Di sesi edukasi ini kepada para mahasiswa baru, kami memberikan informasi seputar apa sih TBC itu, bagaimana penularannya, bagaimana kita dapat mencegahnya, dan yang paling penting kita infokan bahwa TBC itu bisa sembuh, jadi tidak usah khawatir,” ujar Nabila, salah satu TB Ranger dari program magang Campus Leaders Program 7 yang ditempatkan di Yayasan Mentari Meraki Asa Sumut.
TBC merupakan penyakit yang bisa menyerang berbagai organ dalam tubuh, disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Lebih banyak bakteri ini menyerang paru-paru, namun bisa juga menyerang organ tubuh lain seperti mata, usus, tulang, kelenjar, dan sebagainya. Gejala awal TBC biasanya seseorang akan mengalami demam, berkeringat di malam hari tanpa melakukan aktivitas apapun, berat badan menurun, disertai batuk berkepanjangan selama 14 hari. TBC merupakan penyakit menular dengan perantara airborne. Namun, bakteri penyebab TBC ini akan mati jika terkena paparan sinar matahari, sehingga pencahayaan dan ventilasi yang baik dapat mendukung pencegahan TBC.
“Dari edukasi yang kita berikan kepada mahasiswa, ternyata dari dialog dengan mereka masih banyak yang belum tahu apa itu TBC dan masih ditemukan mitos di kalangan masyarakat seperti TBC itu penyakit keturunan atau kutukan. Edukasi ini sangat penting untuk menghilangkan mitos di masyarakat soal TBC sehingga stigma mengenai TBC dapat diturunkan. Kemudian penting pula untuk mengetahui bagaimana pengobatan TBC, sehingga bagi mereka yang terdiagnosis TBC, tidak perlu risau karena sudah ada juknis mengenai penanganan TBC,” jelas Awa, edukator TBC dari Fakultas Kedokteran USU yang juga Sebagai Satgas TBC USU.
Giat kampanye edukasi TBC ini didukung penuh oleh berbagai pemangku kepentingan, salah satunya dari dunia usaha. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk, sejak 2018 udah melakukan kegiatan dalam pencegahan & penanggulangan TBC. Dengan pencegahan dan penanganan TBC di kalangan masyarakat usia produktif, diharapkan ada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
“PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk sejak 2018 concern terhadap TBC. Kami saat itu sudah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Jakarta Selatan dan Komunitas Masyarakat Peduli TBC Setiabudi, Jakarta Selatan. Kemudian tahun ini, PT BSP di Asahan, Sumatera Utara, juga telah menyelenggarakan workshop pencegahan dan pengendalian TBC bersama Yayasan Mentari Meraki Asa Sumut. Kami yakin dengan kerja sama multistakeholders eliminasi TBC di Indonesia dapat tercapai, bahkan lebih cepat,” jelas Bayu Irianto, Direktur Utama PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk.
Melalui berbagai kegiatan dalam implementasi dalam Program Kolaborasi Multistakeholder & Multiyears dalam Percepatan Eliminasi TBC Sebelum Tahun 2030, diharapkan peran-peran berbagai pihak bisa mendorong laju pencapaian treatment coverage yang ditargetkan mencapai 90 persen.
Laporan: Ranny Supusepa