KedaiPena.com – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya bersama Presiden/CEO World Resources Institute Global, Ani Dasgupta mempelajari ekosistem Taman Nasional Komodo dengan segala variabilitas landscape, bentang alam. Di Labuan Bajo (17/2/2023), keduanya mempelajari landscape hutan sekitar dan persemaian skala besar yang ada, serta observasi dari Spot Puncak Waringin.
Keduanya menyaksikan secara langsung proses produksi dan bibit-bibit yang siap didistribusikan kepada masyarakat.
Ani nampak sangat antusias dan terkesan dengan Pusat Persemaian Labuan Bajo, salah satunya adalah dengan tenaga kerja yang dapat mencapai ratusan orang dari masyarakat lokal sekitar. Pusat Persemaian Labuan Bajo ini juga dapat memproduksi bibit dalam skala besar antara 5-6 juta bibit pertahunnya.
Dan sehari setelahnya, Siti dan Ani mengunjungi dan observasi landscape Pulau Rinca mewakili eksosistem Taman Nasional Komodo secara keseluruan seluas 173 ribu hektar.
Pada kesempatan kunjungan kerja kali ini, Menteri LHK juga memberi nama seekor komodo di Pulau Rinca dengan sebutan “Ani”. Selain itu, dalam kunjungan ini, Ani menikmati fasilitas baru yang telah dibangun di Pulau Rinca TN Komodo, yang dinyatakan akan memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung yang menyaksikan dan meneliti satwa komodo di Pulau Rinca.
Setelah mengunjungi Labuan Bajo dan TN Komodo, Menteri LHK dan Presiden WRI juga meninjau Pusat Persemaian Mangrove di Tahura Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Dimana, para pemimpin dunia saat KTT G20 telah melakukan penanaman pada tahun lalu.
Presiden WRI, Ani Dasgupta berkunjung ke Indonesia dalam rangka penandatanganan Nota Kesepahaman/MoU untuk menjalin kemitraan teknis dalam mendukung FOLU Net Sink 2030 Indonesia.
Tujuan utama dari kemitraan ini adalah untuk berkolaborasi dalam mendukung Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030 Indonesia menuju pencapaian target NDC Indonesia.
Tujuan kedua dari kemitraan teknis tersebut adalah untuk mengelaborasi teknik dan metode inventarisasi lahan melalui interpretasi citra satelit dan kerja lapangan.
Kemitraan ini akan meliputi dialog teknis mengenai sistem-sistem monitoring sektor FOLU; pertukaran pengetahuan dan pengalaman untuk memperkuat penyelarasan teknis sistem-sistem monitoring sektor FOLU tersebut; dan kolaborasi dalam forum internasional tentang isu-isu yang menjadi kepentingan bersama.
Laporan: Ranny Supusepa