KedaiPena.com – Upaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mengurangi sampah di laut disambut baik oleh Ahli Oseanografi Terapan dan Management Pesisir, Pusat Riset Iklam dan Atmosfer (PRIMA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Widodo Setiyo Pranowo.
“Program KLHK sudah bagus tentang rencana pengurangan sampah di laut, dan target upaya pengurangan sampah di darat agar jangan sampai masuk ke laut. Namun yang terpenting juga adalah aksi nyata untuk mewujudkan program tersebut sehingga target betul-betul terealisasi,” kata Widodo, Kamis (2/2/2023).
Ia menegaskan untuk memastikan upaya itu dapat membuahkan hasil, setiap komponen masyarakat negara ini harus terlibat aktif. Dan pemerintah, lanjutnya, tak cukup hanya berperan sebagai regulator tapi juga harus sebagai akselerator.
“Tempat-tempat ‘pooling’ sampah yang ada di pinggir kali atau sungai, harus dipindahkan lokasinya menjauhi sungai. Karena apabila ada sampah yang jatuh ke sungai, maka akan memiliki probabilitas terangkut hingga ke muara dan mungkin juga berpeluang terangkut ke laut,” tuturnya.
Khususnya untuk penanganan sampah di Pulau-pulau kecil tempat wisata, perlu dibangun stasiun pemilahan sampah.
“Sehingga apabila ada sampah plastik yang mungkin masih memiliki nilai ekonomis, bisa dikumpulkan. Pengaturan kuota wisatawan yang berkunjung ke pulau, mungkin bisa diterapkan, atau regulasi bagi wisatawan untuk membawa pulang kembali sampah usai liburan di pulau wisata kembali ke ‘mainland’,” tuturnya lagi.
Untuk penanganan sampah di pulau-pulau kecil, bisa juga dengan memperbanyak unit kapal pengangkut sampah dan/atau kapal insinerator (penghancur) sampah.
“Sehingga frekuensi pengambilan sampah-sampah di pulau-pulau kecil wisata menjadi meningkat. Kapal sampah tersebut harus didesain dengan kestabilan yang baik sehingga tidak mudah terhempas gelombang saat beroperasi,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa