KedaiPena.com – Melihat kemajuan pengelolaan sampah di Indonesia Menteri LHK Siti Nurbaya mengungkapkan bahwa penyelesaian strategis persoalan sampah memerlukan kombinasi kerja leadership Pemda/Kepala Daerah, kelompok swadaya masyarakat, dunia usaha, BUMD/swasta, dan itu mulai terlihat semakin massif sejak tahun 2016.
“Hal ini terus berkembang dan berbagai inovasi kreatif terutama dari kalangan generasi muda yang juga mulai aktif terlihat,” kata Siti mengunjungi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Mengwitani Kabupaten Badung dan TPST TOSS (Tempat Olah Sampah Setempat), Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, Rabu, (11/01/2023).
Ia bertekad akan terus memperkuat kolaborasi multistakeholder sesuai peran dan tanggung jawab masing-masing, untuk menyelesaikan persoalan sampah dari hulu ke hilir. KLHK akan terus melakukan excercise untuk zero emission, selain zero waste di 2030.
“Tentu saja berbagai dinamika di lapangan masih menantang, dan kita akan bekerja keras untuk menyempurnakan semuanya. Optimis bisa,” ujarnya.
Pada kerja incognito di Bali, Siti menyatakan proses pengolahan sampah di Provinsi Bali telah cukup maju.
“Peran Pemerintah Daerah Kabupaten cukup menonjol didukung oleh Pemerintah Pusat, Asosiasi Pengusaha Sampah dan juga dukungan swasta secara terbatas,” ujarnya lagi.
Disampaikan, di TPST Mengwitani, sampah yang masuk tercatat 17 ton per hari dengan komposisi 64 persen organik. Hasil olahan sampah di TPST tersebut diantaranya menghasilkan kompos untuk keperluan keseharian pupuk dan tanaman, bahan bricket RDF yang dikerjasamakan dengan PT. Pembangkit Jawa Bali (PJB), sebagai co-firing batubara.
“Masih ada residu ke TPA sekitar 10 persen ini bagian yang harus diintevensi dalam konsepsi penyelesaian sampah secara tuntas,” kata Siti Nurbaya.
Sebelumnya, disampaikan jika Siti mengunjungi Bank Sampah Benteng Kreasi Sentul City Recycle Center, Bogor, yang dinobatkan sebagai Bank Sampah Terbaik tahun 2021 lalu, pada Selasa (10/1/2023).
Laporan: Tim Kedai Pena