KedaiPena.Com – Amuk massa terhadap sejumlah rumah ibadah Klenteng dan Vihara terjadi di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara, Jumat (29/7) sekira pukul 23.00 Wib, malam.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Rina Ginting dalam keterangan resmi, Sabtu (30/7) menyebutkan selain merusak Vihara Junda yang berada tak jauh dari jalan Karya, massa juga merusak sejumlah Klenteng dan Vihara di beberapa titik di Kota Tanjung Balai.
“Massa bergerak dan melakukan tindakan pembakaran dan pengrusakan,” kata Rina.
Sejumlah Klenteng dan Vihara itu antara lain:
- Di pantai Amor dimana terjadi pembakaran terhadap isi 1 unit Vihara dan 3 unit Klenteng serta 3 unit mobil dan 3 unit sepeda motor dan 1 betor (becak motor-red);
- Di Jalan Sudirman. Pengrusakan terhadap barang-barang di dalam 1 unit Klenteng;
- Di Jalan Hamdoko, merusak barang-barang yang ada di dalam 1 unit Klenteng dan 1 unit praktek pengobatan Tionghoa. 1 unit sepeda motor juga dirusak:
- Di jalan KS Tubung. Massa merusak barang-barang yang ada di dalam 1 unit Klenteng dan 1 unit bangunan milik Yayasan Putra Esa di Jalan Nuri;
- Di Jalan Imam Bonjol. Massa membara barang-barang di dalam 1 unit Vihara;
- Di jalan WR Supratman. Massa merusak isi bangunan Yayasan Sosial dan merusak 3 unit mobil;
- Di jalan Ahmad Yani. Massa merusak pagar Vihara;
- Di jalan Ade Irma Suryani. Massa merusak barang-barang yang ada di dalam 1 unit klenteng.
“Api tidak lama menyala dan yang terbakar bukan bangunan namun pada umumnya berupa peralatan sembahyang, jadi bangunan tidak ada yang terbakar habis, hanya sebagian kecil bangunan,” kata Rina.
Diberitakan sebelumnya, amuk massa masyarakat Islam khususnya kaum pemuda itu dipicu kemarahan terhadap Meliana (41), warga jalan Karya Kelurahan Tanjung Balai Kota I, Kecamatan Tanjung Balai Selatan, Kota Tanjung Balai.
Meliana yang merupakan etnis Tionghoa beragama Buddha itu menegus Nazir Masjid Almakshum yang berada di jalan Karya. Meliana, meminta agar Nazir masjid mengecilkan volume Microphone Masjid.
(Dom)