KedaiPena.Com – Anggota Presidium Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Sri Mulyono memandang, jika
KLB partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara yang menetapkan KSP Moeldoko sebagai Ketum, merupakan balasan dari apa yang dilakukan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurutnya, KLB tersebut merupakan balasan dari apa yang dilakukan oleh SBY terhadap Anas Urbaningrum di masa lalu. Pasalnya, kata dia, SBY telah menggulingkan Anas dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat pada 2013.
“Ini buah dari perilaku Pak SBY sebelumnya,” kata Sri Mulyono dalam diskusi Polemik MNC Trijaya bertajuk Nanti Kita Cerita tentang Demokrat Hari Ini, pada Sabtu (6/3/2021).
Atas peristiwa yang dialami Anas Urbaningrum, Sri begitu ia disapa, bahkan menyebut SBY yang kini menjabat Ketua Majelis Partai Demokrat sejatinya adalah guru ilegal yang arogan.
Sri menekankan, jika SBY juga guru kudeta bagi para kader Demokrat. Jadi, Sri tidak heran apabila peristiwa KLB Deli Serdang terjadi karena para kader Demokrat belajar dari SBY.
“Pak SBY yang mengajari semua itu sehingga sekarang terjadi KLB. Jika pak SBY tidak mengajari itu maka menurut saya tidak ada tindakan KLB. Tidak ada tindakan ilegal. Tidak ada tindakan arogan. Pak SBY lah guru ilegal di dalam Demokrat. Guru arogansi demokrat dan guru KLB. Guru kudeta,” papar Sri.
Sri yang juga loyalis Anas Urbaningrum ini menuturkan, saat Partai Demokrat dipimpin Subur Budhisantoso dan Hadi Utomo, nyaris tidak pernah terjadi keributan diinternal, apalagi hingga berujung KLB.
Namun, masih kata Sri, setelah Anas Urbaningrum terpilih dalam Kongres Partai Demokrat 2010, barulah mulai ada upaya-upaya penggulingan. Dan itu jelas merupakan cara-cara ilegal.
Sri melanjutkan, SBY pernah mengadakan rapat pimpinan Partai Demokrat di Cikeas tanpa mengundang Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum.
Kemudian, Anas Urbaningrum juga tidak diundang dan diberitahu mengenai acara yang digelar Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat (FKP-DPP).
Tidak hanya itu, Sri juga menyebut SBY pernah secara tiba-tiba berpidato di Jeddah pada 4 Februari 2013 dan meminta KPK menetapkan status hukum terhadap Anas Urbaningrum.
“Ini kan juga nggak bener. Ini kan juga arogan. Ilegal juga. Mengintervensi hukum. Dan tiga hari setelah itu tanggal 7 Februari sprindik anas bocor. Bocornya ke Cikeas. Apakah ini tindakan yang benar? Ini kan pelanggaran hukum yang cukup berat,” ungkapnya.
Selanjutnya, pada 8 Februari 2013, SBY kemudian mengambil alih kepemimpinan Anas sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Mulyono menyebut tindakan SBY itu tanpa proses konstitusi di internal partai.
Atas dasar itu, Sri menyebut bahwa berbagai peristiwa yang dihadapi Anas Urbaningrum saat itu merupakan benang merah atas peristiwa KLB Deli Serdang yang terjadi Jumat (5/3/2021) kemarin.
“Pak SBY lah yang mengajari,” tandas Sri.
Laporan: Muhammad Lutfi