KedaiPena.Com – Kementerian Kesehatan atau Kemenkes pimpinan Budi Gunadi Sadikin memastikan hingga saat ini tidak ada penumpukan pasien dari korban gempa di rumah sakit di Cianjur terkhusus RSUD Sayang. Pasalnya, pelayanan pasien korban gempa bumi Cianjur menggunakan sistem triase, memilah pasien berdasarkan tingkat keparahan kondisinya untuk segera dilakukan penanganan.
Plt Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan Sumarjaya mengatakan jika kategori pasien dalam triase IGD dibedakan berdasarkan kode warna, dari merah, kuning, hijau dan hitam. Untuk triase zona hijau kondisi pasien tidak mengancam jiwa dan bisa dirawat di tenda-tenda.
“Sampai saat ini, tidak ada penumpukan pasien di rumah sakit di Cianjur khususnya RSUD Sayang yang menangani banyak pasien korban gempa bumi,” kata Sumarjaya dalam laman resmi Kementerian Kesehatan dilihat, Kamis (24/11/2022).
Sementara itu di zona merah artinya zona yang bisa mengakibatkan hilangnya jiwa seseorang, maka akan segera dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung.
“Dengan sistem tersebut tidak ada penumpukan pasien yang sangat serius di rumah sakit di Cianjur. Metode-metode yang kita lakukan bisa memaksimalkan pelayanan korban gempa bumi,” imbuh Sumarjaya.
Diektahui, untuk warna merah dalam triase IGD menunjukkan, pasien prioritas pertama yang berada dalam kondisi kritis (mengancam nyawa) sehingga memerlukan pertolongan medis sesegera mungkin.
Warna kuning menandakan pasien prioritas kedua yang memerlukan perawatan segera, tetapi penanganan medis masih dapat ditunda beberapa saat karena pasien dalam kondisi stabil.
Warna hijau menunjukkan pasien prioritas ketiga memerlukan perawatan di rumah sakit, namun masih dapat ditunda lebih lama (maksimal 30 menit).
Kode warna hitam menandakan pasien berada dalam kondisi yang sangat kritis, tetapi sulit untuk diselamatkan nyawanya. Sekalipun segera ditangani, pasien tetap akan meninggal.
Berdasarkan data BNPB terbaru, korban meninggal tercatat mencapai 271 orang. Korban luka tercatat 2.043 orang dan mengungsi 61.908 orang.
Laporan: Muhammad Hafidh