KedaiPena.com – Pencanangan lima kampung perikanan budidaya di Kepulauan Riau dilakukan agar pengembangan perikanan budidaya dengan komoditas unggulan sesuai dengan potensi kawasan, pola segmentasi aktivitas usaha budidaya perbenihan, pembesaran dan pemasaran.
Direktur Jenderal Perikanan budidaya, Tb Haeru Rahayu menjelaskan bahwa dengan konsep pengelolaan usaha budidaya dalam satu kawasan dengan komoditas tertentu, melalui manajemen teknis dan usaha yang dikelola dengan kolaborasi bersama, akan meningkatkan produktivitas dengan mengedepankan kelestarian lingkungan.
“Saya sangat bahagia di Kepri ini, selain terlihat geliat budidaya ikan laut dan yang paling penting adalah sinergitas dari semua stakeholder. Karena sinergitas adalah kunci utama agar harapan dari program kampung perikanan budidaya laut yang berpotensi ekspor di Kepri ini akan terwujud,” kata Tebe, demikian ia akrab disapa, melalui keterangan tertulis, Minggu (3/4/2022).
Ia juga meminta sinergisitas dari berbagai potensi untuk mendorong berkembangnya usaha pembudidayaan ikan yang berdaya saing dan berkelanjutan, menjaga kelestarian sumber daya ikan serta masyarakat sebagai penggerak utama dengan keterlibatan melibatkan berbagai aspek hulu (produksi sarana dan prasarana), on farm (pembesaran) dan hilir (pengolahan dan pemasaran).
Adapun kampung perikanan budidaya di Kepri untuk Tahap Pertama di Tahun 2022 ini ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 16 Tahun 2022 tentang Kampung Perikanan Budidaya. Di antaranya adalah, Kampung Kerapu di Desa Air Sena Kecamatan Siantan Tengah Kabupaten Kepulauan Anambas, Kampung Kakap di Desa Karas, Pulau Abang, Sijantung, Rempang Cate, Galang Baru Kecamatan Galang Kota Batam, Kampung Rumput laut di Desa Keban, Rawa Jaya, Sugie, Nyiur Permai, Kecamatan Sugie Besar Kabupaten Karimun, Kampung Rumput laut di Desa Pelakak Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten Lingga dan yang kelima Kampung Bawal Bintang di Desa Tembeling Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan.
“Dengan adanya 5 kampung perikanan budidaya di Kepri ini diharapkan bisa meningkatkan produktivitas komoditas unggulan ekspor seperti kerapu, kakap, bawal bintang dan rumput laut yang menjadi peluang emas untuk meningkatkan pasar ekspor sehingga menggerakkan ekonomi masyarakat pesisir,” kata Tebe lagi.
Pasalnya, lanjut Tebe, Kepri sangat dekat dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, ditambah lagi, data yang diperoleh wilayah perairan Provinsi Kepri sebesar 96 persen. Potensi lahan perairan laut yang sangat luar biasa untuk kegiatan marikultur pesisir dengan jumlah rumah tangga pembudidaya terbanyak di Kabupaten Bintan.
“Dengan adanya kampung budidaya ikan laut, selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat daerah, Kepri juga bisa menjadi sentra eksportir produk kelautan dan perikanan,” ungkapnya.
Untuk itu, Tebe mendorong semua pihak untuk terus melakukan upaya secara parsial dengan manajemen yang baik. Dan secara bersama-sama akan terus menghilangkan kendala dalam sarana dan prasarana budidaya perikanan, baik dari skala menengah dan besar serta meningkatnya kualitas teknis dan manajemen pelaku usaha budidaya. Harapannya semua bisa berjalan sesuai rencana.
“Saya yakin betul program terobosan ini sangat bagus, dan mudah-mudahan bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Sehingga upaya menjadikan sektor kelautan dan perikanan menjadi penopang kedaulatan pangan dan peningkatan ekonomi nasional bisa terwujud,” pungkasnya.
Laporan: Natasha