KedaiPena.Com – BUMN Holding Industri Pertambangan Mind ID menunjukkan kinerja positif selama lima tahun terakhir. Sumber daya mineral dan batubara milik perusahaan pelat merah itu mampu dikelola dengan optimal.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha Mind ID Dilo Seno Widagdo menyebutkan, sektor pertambangan mengalami perkembangan signifikan. Khususnya melalui transformasi BUMN sektor pertambangan dalam lima tahun terakhir.
“Di bawah nakhoda Pak Erick Thohir (Menteri BUMN), Mind ID terus memberikan performa kinerja terbaik dan memenuhi tugasnya dalam dalam penyelesaian proyek strategis, serta akuisisi perusahaan-perusahaan tambang asing,” kata Dilo di Jakarta, ditulis Senin (21/10/2024).
Melalui transformasi ini, sambung Dilo, Holding Industri Pertambangan (HIP) BUMN bertransformasi menjadi Mind ID, yang merupakan sinergi perusahaan tambang terbesar Indonesia.
Yakni PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Timah Tbk, lalu menyusul bergabung PT Vale Indonesia Tbk (Inco).
Dilo menekankan, Mind ID fokus pada perannya dalam mewujudkan beragam proyek strategis untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Untuk itu, Grup Mind ID berkomitmen mendorong eksplorasi dan pengolahan mineral, dengan proaktif mendorong hilirisasi.
“Sehingga mampu meningkatkan nilai tambah dan memberikan dampak yang optimal bagi negara,” ujarnya.
Melalui transformasi ini, lanjut Dilo, perusahaan negara di sektor pertambangan telah tumbuh sebagai entitas yang kuat dan kompetitif di tingkat nasional maupun global.
Bahkan, Grup Mind ID memiliki visi untuk masuk sebagai Global Fortune 500. Yakni perusahaan yang memiliki skala bisnis besar, dan memiliki imbal hasil investasi yang optimal.
Sehingga tetap mampu mendukung ekonomi kinerja ekonomi Indonesia, melalui penciptaan lapangan kerja dan kontribusi pada penerimaan negara.
Dilo mengapresiasi dampak kepemimpinan Erick Thohir, yang membuat sektor pertambangan tumbuh signifikan.
“Mind ID siap memastikan keberlanjutan, transparansi, dan nilai tambah dari proses divestasi aset pertambangan,” ucapnya.
Dilo menjelaskan, Mind ID saat ini telah memulai operasional dari dua smelter Anggota Mind ID. Pertama, pabrik pemurnian konsentrat tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Manyar, Gresik, Jawa Timur.
Pabrik pengolahan ini menggunakan teknologi desain jalur tunggal (design single line) terbesar di dunia, dengan kapasitas input konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta ton.
Serta mampu menghasilkan katoda tembaga sekitar 650 ribu ton per tahun, memproduksi 50 ton emas dan 210 ton perak.
Kedua, Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 di Mempawah, Kalimantan Barat. Smelter dengan investasi Rp 16 triliun ini akan menyerap sekitar 3,3 juta bijih bauksit per tahun, dan menghasilkan 1 juta ton alumina sebagai bahan baku aluminium.
Sebagai tulang punggung hilirisasi bauksit dari hulu hingga hilir ini, proyek SGAR akan dilanjutkan ke fase berikutnya.
“Yang nantinya akan memperkuat kapasitas produksi alumina, serta pabrik smelter aluminium,” ucapnya.
Tahun depan, sambung Dilo, Grup Mind ID memiliki beberapa program champion. Mulai dari ekspansi smelter aluminium, ekspansi kapasitas tin chemical dan tin soldier, hingga pengembangan timah primer blok #1 dan blok #2.
Di samping itu, pada 28 Juni 2024, Mind ID telah menyelesaikan transaksi pembelian sekitar 14 persen saham divestasi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dari Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co, Ltd atau SMM.
Melalui penyelesaian transaksi ini, Mind ID resmi menjadi pemegang saham terbesar di PT Vale dengan porsi saham yang meningkat dari 20,0 persen menjadi sekitar 34,0 persen.
Sedangkan kepemilikan VCL berkurang dari 44,4 persen menjadi sekitar 33,9 persen. Dan kepemilikan SMM berkurang dari 15,0 persen menjadi sekitar 11,5 persen.
Aksi korporasi perusahaan industri pertambangan nikel ini, menjadi kelanjutan dari rangkaian akuisisi Grup Mind ID, yang sebelumnya sukses menjadi pemegang saham mayoritas di PT Freeport Indonesia pada 2018.
Laporan: Muhammad Lutfi