KedaiPena.Com – Wali Kota Depok, Mohammad Idris menghadiri upacara pemakaman Pimpinan Pondok Pesantren Al Hikam KH Hasyim Muzadi di Kukusan Teknik, Depok, ditulis Jum’at 17 Maret 2017.
Selain menyampaikan rasa bela sungkawanya, Idris juga menuturkan bahwa sosok Kiai Hasyim Muzadi adalah sosok penyeimbang. Melalui pemikiran moderatnya, Kiai Hasyim telah berhasil mempersatukan umat.
“Beliau adalah orang yang cerdas dalam melihat masalah, beliau juga pemikir yang strategis. Beliau bisa memperkirakan suatu keadaan pada masa-masa yang akan datang dengan kecerdasannya yang dibalut dengan humor ilmiah beliau yang disampaikan pada kalangan tertentu saja,” terang Idris yang satu almamater dengan Kiai Hasyim di Pondok Pesantren Gontor ini.
Idris juga mengakui, KH Hasyim Muzadi memiliki kontribusi terhadap pembangunan kota Depok. Utamanya, dalam hal pembentukan moral generasi muda
“Kontribusi pesantren beliau, pesantren Al Hikam untuk Depok adalah perbaikan moral generasi muda. Hal ini ditunjukan dengan antusiasme mahasiswa untuk menjadi mahasiswa yang produktif, yang tidak melepaskan diri dari menghafal Al-Qur’an,” ujar dia.
Sosok anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu, kenang Idris, juga selalu memberikan nasihatnya kepada jajaran Pemerintah Kota Depok dan ulama lewat forum rembug Umara dan Ulama Kota Depok. “Di tengah kesibukan beliau, beliau sering hadir dan memberikan arahan kepada aparatur negara dan ulama khususnya MUI Kota Depok,” ujar Idris.
Idris mengenang salah satu pesan yang diberikan Kiai Hasyim kepadanya adalah menjaga amanah yang diberikan masyarakat. “Pesan beliau jangan sampai jabatan dan posisi yang diamanahkan disia-siakan. Jadikan ladang kebaikan sekecil apapun,” ujar dia.
Selain itu, Kiai Hasyim juga selalu mengingatkan kepada Idris untuk senantiasa menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan dalam menciptakan kebijakan.
“Pesan beliau adalah pesan dalam surah At Taubah, bahwa sifat Rasul itu selain takut pada Allah juga mengeluarkan kebijakan dengan mengedepankan kemaslahatan umat,” tutup Idris.
Laporan: Anggita Ramadoni