KedaiPena.Com – Allah SWT telah memberikan karunia yang besar pada kita dengan adanya Sholat Jum’at. Di antara keutamaan shalat tersebut bisa menghapuskan dosa dan kesalahan, juga bisa meninggikan derajat seorang mukmin, bi idznillah.
Dilansir dari Rumaysho.com. di antara keutamaan atau fadhilah Sholat Jum’at adalah menghapuskan dosa
Dikeluarkan oleh Imam Muslim, dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصَّلاَة٠الْخَمْس٠وَالْجÙÙ…Ùعَة٠إÙÙ„ÙŽÙ‰ الْجÙÙ…Ùعَة٠كَÙَّارَةٌ Ù„Ùمَا بَيْنَهÙÙ†ÙŽÙ‘ مَا لَمْ تÙغْشَ الْكَبَائÙرÙ
“Di antara shalat lima waktu, di antara Jum’at yang satu dan Jum’at yang berikutnya, itu dapat menghapuskan dosa di antara keduanya selama tidak dilakukan dosa besar.†(HR. Muslim no. 233).
Selain itu, keutamaan Jumat lainnya adalah, Allah menyempurnakan Islam dan mencukupkan nikmat.
Pada hari itu, Allah menyempurnakan bagi orang beriman agama mereka, Dia pun mencukupkan nikmat-Nya, dan itu terjadi pada hari Jum’at. Allah Ta’ala berfirman,
الْيَوْمَ أَكْمَلْت٠لَكÙمْ دÙينَكÙمْ وَأَتْمَمْت٠عَلَيْكÙمْ Ù†ÙعْمَتÙÙŠ وَرَضÙيت٠لَكÙم٠الْإÙسْلَامَ دÙينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu†(QS. Al Ma’idah: 3).
Ketika Ibnu ‘Abbas membaca ayat di atas, beliau berkata, “Orang Yahudi mengatakan:
لو نزلت هذه الآية علينا، لاتخذنا يومها عيدًا!
Seandainya ayat ini turun di tengah-tengah kami, niscaya kami akan merayakan hari turunnya ayat tersebut sebagai ‘ied (hari besar atau hari raya).
Ibnu ‘Abbas berkata bahwa ayat ini turun saat bertemunya dua hari raya yaitu hari raya ‘ied (haji akbar) dan hari Jum’at. (Disebutkan pula oleh Ibnu Jarir Ath Thobari dalam kitab tafsirnya)
Hari Jumat itu juga disebut Asy Syahid. Para ulama menafsirkan mengenai ayat,
وَشَاهÙد٠وَمَشْهÙودÙ
“Dan yang menyaksikan dan yang disaksikan.†(QS. Al Buruj: 3), dengan hari Jum’at.
Sebagaimana kata Ibnu ‘Umar yang dimaksud asy syahid dalam ayat tersebut adalah hari Jum’at, sedangkan al masyhud adalah hari nahr (Idul Adha). (Lihat Zaadul Masiir, Ibnul Jauzi, 9: 70-71)
Laporan: Anggita Ramadoni