KedaiPena.Com – Ketua Umum Organisasi Kesejahteraan Rakyat (Orkestra) Poempida Hidayatullah menilai, jika ambang batas pencalonan Presiden atau presidential threshold (PT) sebaiknya dihilangkan.
“Menurut saya dihilangkan saja,” kata Poempida sapaannya dalam PHD Corner Episode Antara Threshold dan Demokrasi Kriminal yang tayang di Youtube Kedai Pena, Senin, (8/11/2021).
Poempida beralasan, PT sedianya syarat ambang batas pencalonan presiden telah melenceng dari pemikiran awal. yakni untuk menciptakan pemerintahan yang kuat.
“Kalau presidential threshold pemikirannya untuk menciptakan pemerintahan yang kuat. Artinya katakanlah seorang presiden harus di dukung oleh partai-partai banyak yang di parlemen, agar nanti urusan parlemen ya gampang,” papar Poempida.
“Tapi ternyata politik di Indonesia, koalisinya tidak dibentuk sebelum pemilu. Setelah pemilu, walaupun kalah masih bisa gabung, koalisinya masih bisa jalan. Jadi percuma juga, teori-teori ini, patah dengan yang sudah dilakukan semua,” tambah eks Dewas BPJS Ketenagakerjaan ini.
Presidential threshold juga tidak berdampak pemerintah yang kuat. Sebab, kalau ada calon independen menang jadi presiden, dia jadi sumber kekuatan baru.
“Dia bisa jadi sumber kekuatan magnet yang bisa buat koalisi baru,” ujarnya.
Memang, lanjutnya, ketika hal ini terjadi memiliki dampak kurang bagus juga, karena koalisi last minute.
“Koalisi last minute, pasti kepentingan, bukan dalam konteks dalam idealisme, tidak dalam konteks program dan membangun. Ini kejadian,” sambung Poempida.
Selain presidensial threshold, ada juga parliamentary threshold. Di Indonesia, konsepnya pun jauh melenceng.
“Visi awal (parliamentary threshold) adalah penyederhanaan partai. Jadi seperti di luar negeri, cuma 2 atau 3, jangan banyak seperti sekarang ini, jadi bingung juga. Tapi setelah 3 kali pemilu, sejak 2009, partai-partai tidak menciut,” ujar Poem, sapaannya.
Kecenderungan orang membuat partai baru dengan visi baru pun terus bermunculan dan disukai. Sehingga partai-partai ini menggantikan partai-partai kecil yang sebelumnya.
“Jadi, muncul lagi-muncul lagi (partai baru). Jadi percuma juga,” kecewa dia
Laporan: Sulistyawan