KedaiPena.com – Munculnya berbagai spekulasi paska ditariknya dana Muhammadiyah di Bank Syariah Indonesia (BSI), dinyatakan harus dihentikan. Karena akan berpotensi mempengaruhi pelaku usaha UMKM.
Ketua Umum Komite Ekonomi Rakyat Indonesia (KERIS) dr Ali Mahsun ATMO M Biomed menyatakan polemik antara BSI dengan Muhammadiyah harus diselesaikan dengan melakukan instrospeksi masing-masing pihak.
“Oleh karena itu, harus disudahi, segera move on. Karena ujung dan akhirnya pelaku ekonomi rakyat UMKM yang jadi korban,” tegas dr Ali Mahsun, Jumat (28/6/2024).
Lebih lanjut dokter ahli kekebalan tubuh yang juga Ketua Umum APKLI Perjuangan ini menuturkan, saat ini waktunya semua kekuatan bangsa menyatukan langkah hadapi ekonomi Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja.
“Omset ekonomi rakyat UMKM anjlok dampak daya beli masyarakat turun akibat beban hidup yang makin berat. Ada sekitar 40 juta kelas menengah terancam jatuh miskin. Untuk atasi kondisi ini pemerintah tidak bisa sendirian. Niscayakan kebersamaan dan gandeng tangan para pemangku kepentingan. Tidak terkecuali dunia perbankan dan ormas keagamaan. Sekali lagi, semakin diperpanjang polemik antara BSI dan Muhammadiyah maka keduanya terimbas kerugian, ujung dan akhirnya menambah beban kondisi ekonomi Indonesia,” ungkapnya.
Ia menyatakan sekitar 60 juta anggota Muhammadiyah adalah rakyat Indonesia, dimana mayoritas adalah pelaku ekonomi rakyat UMKM. Sedangkan BSI adalah bank milik pemerintah atau boleh disebut milik rakyat Indonesia.
“Ketika polemik diantara keduanya tidak segera di akhiri maka pelaku ekonomi rakyat UMKM yang akan jadi korban,” pungkas mantan Ketua Umum Bakornas LKMI PBHMI dan Dewan Pembina IPNU yang juga Presiden Kawulo Alit Indonesia (KAI).
Laporan: Tim Kedai Pena