KedaiPena.com – Ketua TKN Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, mengklaim program makan siang gratis yang digagas Prabowo-Gibran sangat diminati masyarakat. Bahkan, jumlahnya tak mencukupi permintaan masyarakat.
“Ini kan baru awal-awal, jadi yang pasti satu evaluasinya, kurang banyak, karena yang minta makin banyak,” kata Rosan di Hotel Borobudur, dikutip Sabtu (2/12/2023).
Ia juga menyatakan banyak masyarakat yang merasa bersyukur karena dibagikan makan siang gratis.
“Kita ingin kampanye yang bukan hanya mengumpulkan masa kemudian memberikan pengarahan satu arah, tetapi lebih kepada kampanye yang dirasakan asas manfaatnya oleh seluruh rakyat indonesia,” ucapnya.
Menanggapi kritikan yang menyatakan program ini akan memberatkan APBN, Rosan menyatakan program ini sudah diperhitungkan dan dipertimbangkan dengan sangat matang.
“Program ini diharapkan masyarakat kita dari bayi sampai anak balita, anak kecil, anak sekolah gizinya lebih baik, kalau gizi baik jadi sehat,” ucapnya lagi.
Ia mengungkapkan biaya negara akan lebih efisien ketika masyarakat sehat daripada sakit dan perlu pengobatan.
“Mencegah lebih baik daripada mengobati,” kata Rosan.
Selain itu, Rosan Roeslani juga mengatakan program ini akan menambah kualitas dari anak-anak dan muda karena sejak kecil sudah diberikan bantuan makanan bergizi. Alhasil, menurut dia, kualitas manusia Indonesia menjadi lebih baik dan produktivitasnya akan meningkat karena ibu-ibu dari hamil sudah diberikan bantuan susu gratis.
“Indonesia ini akan menjadi lebih baik, produktivitas akan meningkat karena selama ini yang menjadi sorotan penciptaan lapangan kerja, kita perlu meningkatkan produktivitas sumber daya manusia,” tuturnya.
Selain itu, ia juga mengklaim program ini akan berdampak langsung ke banyak pihak, terutama perekonomian.
“Karena Rp400 triliun itu akan digelontorkan sampai provinsi kabupaten kota desa. Kenapa akan menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat besar? Karena diperlukan. Yang masak adalah BumDes, ibu-ibu, kemudian sekolah-sekolah, pesantren-pesantren yang masak,” tuturnya lagi.
Program ini juga memastikan kesembilan harga bahan pokok, karena akan ada pembeli yang tetap, yaitu pemerintah.
“Jadi jangan hanya dilihat dari kesehatan saja, tetapi dari penambahan sumber daya manusia, lapangan kerja, keadilan sosial, dan juga peningkatan produktivitas serta kestabilan harga yang merupakan PR dari kita semua,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa