KedaiPena.com – Ketua Umum Realestat Indonesia (REI) Joko Suranto berharap pemerintah tidak mengabaikan industri perumahan atau properti di dalam negeri. Sebab, kepemilikan rumah adalah salah satu indikator kesejahteraan.
“Jangan sampai sudah menambah subsidi oil and gas Rp74,1 triliun atau setara dengan Rp2,2 juta per hari, dibakar habis karena traffic. Jarak rumah yang jauh, karena infrastruktur transportasi belum ada,” kata Joko dalam salah satu acara di Jakarta, dikutip Kamis (8/2/2024).
Ia menyebutkan seharusnya pemerintah, atau dalam hal ini kementerian, bisa melakukan harmonisasi sektor perumahan dengan infrastruktur, transportasi, dan bisa menyatu dengan aspek sosial dan pendidikan, untuk menurunkan jumlah subsidi di sektor energi.
“Karena properti itu hebat. Kalau subsidi oil and gas itu uangnya nggak akan balik. Tapi kalau subsidi didorong ke perumahan, maka akan jadi barang yaitu rumah, kemudian value rumah itu naik, kemudian berdampak ke output yang juga naik, maka uangnya akan kembali,” ujarnya.
Apalagi, lanjut Joko, ada 185 subsektor industri dan lebih dari 7 juta tenaga kerja yang terkait dengan sektor properti di dalam negeri.
“Kalau ada pemahaman ini, maka akan muncul keberpihakan,” cetusnya.
Joko mengatakan, dengan angka backlog perumahan yang saat ini masih berkisar 12,7 juta, potensi pertumbuhan industri perumahan atau properti di Indonesia masih akan tinggi hingga menuju Indonesia Emas 2045.
“Jadi saya mengajak sektor perbankan untuk menghasilkan produk, yang bisa memberikan akses mudah pembiayaan kepemilikan rumah, khususnya bagi masyarakat berpendapatan rendah,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa